iniSURABAYA.com – Di momen Ramadan kali ini, Lia Afif menghadirkan karya terbaru yang diberi titel Allyla Cerula.
Rancangan yang terlihat ikonik berbalut paduan dominasi warna biru, sentuhan krem, putih dan tosca dengan ciri khas wastra Nusantara batik tulis ini diperagakan di di Catwalk East Java Moslem Fashion Festival di Ciputra World Surabaya, Rabu (20/4/2022).
Untuk mewujudkan karya tersebut Lia Afif menggunakan campuran beberapa batik. “Ada batik yang dari Lamongan dan berbagai daerah,” begitu tuturnya.
Total ia mengusung 15 koleksi baru dan tiga di antaranya set couple. Busana dress ini memang terkesan lebih ringan, karena Allyla Cerula didominasi tone warna-warna alam.
Padu padan lace, tule, chiffon silk, organza dilengkapi aksesoris yang membuat penampilan lebih glamor. “Allyla dari kata Ally (bahasa Inggris) yang bermakna berpasangan atau perpaduan,” ungkap Lia Afif.
Sedangkan Cerula berasal dari kata Cerulean yang merupakan salah satu sebutan dari varian warna biru yang menenangkan dan memberi rasa tenteram.
“Allyla Cerula dipersembahkan untuk pasangan dan keluarga yang ingin tampil dalam busana dengan perpaduan warna dan desain yang indah, membawa rasa damai dan percaya diri,” beber desainer asal Jombang ini.
Desainer yang telah membawa wastra Nusantara mendunia, seperti di New York, Asian New York Fashion Week, Paris, London, Jepang, Singapura, serta Sydney ini menyatakan, koleksi terbarunya itu siap menemani di setiap acara keluarga dalam nuansa kedamaian Ramadan dan Lebaran.
“Saya ingin menampilkan kesan keakraban, ringan, teduh, happy, makanya saya gunakan warna-warna penuh dengan kebahagiaan,” urainya.
Saatnya tampil dengan paduan serasi dalam setiap kesempatan silaturahmi bersama kerabat dan sahabat, koleksi ini diyakini akan jadi pusat perhatian penikmat fashion.
Apalagi, kata Lia, batik tak akan pernah lekang oleh zaman. Lia Afif sendiri telah malang melintang di industri fashion sejak 15 tahun silam.
Di sepanjang perjalanan kariernya sebagai desainer, Lia telah menggandeng sejumlah perajin wastra Nusantara, mulai dari Kutai Timur, Samosir, Kelimutu NTT, dan perajin batik di seluruh Jatim.
“Saya tetap berkarya dengan passion saya. Ingin membuat wanita menjadi lebih cantik, percaya diri, elegan. Sehingga mereka bisa menjadi pribadi mandiri,” ungkap lulusan arsitek ITS yang melanjutkan pendidikan di sekolah fashion design tersebut.
Memadukan segala macam bentuk wastra Nusantara mulai batik, tenun, songket dan ulos merupakan tantangan tersendiri bagi Lia Afif.
Dia selalu ingin merajut wastra Nusantara menjadi karya spektakuler sekaligus upaya melestarikan budaya. Serta membantu perajin tetap berdaya.
“Dan itu menjadi sebuah kebanggaan bagi saya,” ucap wanita kelahiran November 1974 ini. ana