Kasus Campak Meningkat di 8 Daerah Jatim, Gubernur Khofifah Beri Pesan Penting Ini

0
42

ILUSTRASI : Imunisasi campak,

iniSURABAYA.com – Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur mengimbau masyarakat mewaspadai penyakit campak rubela yang mengalami peningkatan di sejumlah wilayah di Indonesia. Di Jatim kasus campak meningkat di Kota Batu, Kabupaten Bangkalan, Magetan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Pasuruan dan Probolinggo.

Merespons kondisi tersebut, Khofifah meminta seluruh sektor kesehatan meliputi jajaran dinas kesehatan, rumah sakit hingga layanan kesehatan bersiap diri dan mengantisipasi agar kasus campak pada anak bisa diantisipasi dengan penanganan terpadu sehingga penyebarannya tidak meluas.

“Kami imbau masyarakat segera lengkapi vaksinasi campak rubella (MR) anak. Karena saat ini terjadi peningkatan kasus campak di beberapa daerah di Jawa Timur,” tegasnya di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu  (22/1/2023).

Khofifah menekankan, peningkatan kasus campak ini disebabkan terjadinya penurunan cakupan imunisasi yang signifikan, saat pandemi Covid-19 sehingga banyak anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin secara lengkap.

Karena itu, Pemprov Jatim akan berkoordinasi melalui kabupaten /kota untuk mengidentifikasi setiap perkembangan kasus campak pada anak.

Khofifah berpesan jika timbul gejala demam dan ruam/bintik kemerahan, segera bawa ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. “Penyakit ini sangat mudah menular, jika ditemukan satu kasus, maka bisa menularkan 12-18 orang di sekitarnya,” ujarnya mengingatkan.

Namun, campak sangat mudah dicegah dengan imunisasi. “Mohon dipastikan semua anak mendapatkan tiga kali imunisasi campak yaitu saat umur 9 bulan, 18 bulan dan kelas 1 SD,” pesannya.

Ditempat terpisah, dr Erwin Astha, Kadinkes Provinsi Jatim menyatakan bahwa Pemprov Jatim melalui Dinkes Jatim telah melakukan beberapa upaya untuk mengendalikan kasus campak di Jatim.

“Kami telah melakukan pendampingan kepada kabupaten/kota terdampak mulai dari penyelidikan epidemiologi hingga memberikan rekomendasi pelaksanaan Outbreak Respons Immunization (ORI) atau pemberian tambahan imunisasi MR untuk melindungi kelompok masyarakat yang berisiko,” paparnya.

Ia menambahkan bahwa Dinkes Jatim juga menyediakan logistik berupa vaksin MR untuk pelaksanaan ORI di kabupaten/kota yang membutuhkan.

“Selain itu, untuk mencegah meluasnya PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi), Gubernur Jatim juga telah mengeluarkan surat kewaspadaan KLB PD3I pada bulan Juli 2022.” imbuhnya.

Dokter Erwin memastikan bahwa Dinkes Jatim akan melakukan pemantauan pelaksanaan (ORI) di kabupaten/kota terdampak. “Kami juga mendorong Dinkes kabupaten/kota dalam upaya meningkatkan cakupan imunisasi rutin yang tinggi dan merata,” pungkasnya. yul

Comments are closed.