Rumah Anak Prestasi: Ada Pelatihan Modelling hingga Musik Bagi Anak Disabilitas, Begini Cara Daftarnya

0
35

iniSURABAYA.com – Sejak diresmikan Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya pada 7 September 2022 lalu, Pelatihan Modeling yang dihadirkan Rumah Anak Prestasi mendapatkan respons positif dari para orangtua yang ingin buah hatinya mendapatkan rasa percaya diri dan tentu saja ketrampilan sebagai wujud eksistensi diri.

Dalam waktu sekitar empat bulan, di tahun 2023, Pelatihan Modelling telah memasuki batch (kelompok) kedua. Di setiap batchnya, kegiatan pelatihan yang berlangsung setiap Rabu, mulai pukul 14.00 sampai pukul 16.00 itu diikuti 12 peserta.

“Pelatihan Modelling untuk meningkatkan kepercayaan diri dari anak-anak disabilitas. Di Rumah Anak Prestasi, disabilitas yang mengikuti Pelatihan Modelling saat pembukaan juga ditampilkan di hadapan Pak Walikota,” kata Cholik Anwar, Kepala UPTD Kalijudan dan Kampung Anak Negeri.

Pengajar atau instruktur Pelatihan Modelling juga dilakukan oleh rekan disabilitas lainnya yang berasal dari sekolah modelling. Setiap sesinya, para instruktur melatih cara berjalan, menata postur tubuh, dan melatih pose (gaya) yang memikat para fotografer.

“Pesertanya juga anak-anak disabilitas. Terkait batasan peserta, menurut instrukturnya akan efektif jika diikuti oleh 10 orang, karena terlalu banyak (peserta) akan kurang fokus bagi anak disabilitas,” ujarnya.

Hingga saat ini, sistem batch hanya berlaku untuk Pelatihan Modelling, sedangkan kelas atau pelatihan lainnya sampai saat ini belum menerapkan sistem tersebut.

“Karena untuk kelas melukis juga bisa didampingi oleh keluarga. Jadi instruktur memberikan materi, mengajari dan keluarganya pun beberapa juga mendampingi dan mengarahkan anaknya,” paparnya.

Untuk ikut pelatihan di Rumah Anak Prestasi, orang tua bisa melakukan pendaftaran secara daring melalui laman website https://dinassosial.surabaya.go.id/rap. “Silakan mengisi data diri dan memilih kelas pelatihan yang diminati,” ungkapnya.

Menurut Cholik, Rumah Anak Prestasi milik Pemkot Surabaya ini memberikan fasilitas berupa tempat, termasuk alat dan bahan, juga instruktur profesional. “Peserta kegiatan pelatihan di Rumah Anak Prestasi adalah penyandang disabilitas ber-KTP Surabaya dan usia kurang dari 18 tahun,” paparnya.

Kegiatan pelatihan dan konsultasi di Rumah Anak Prestasi merupakan hasil kolaborasi dengan berbagai OPD di Kota Surabaya. “Kami berkolaborasi dengan masing-masing OPD untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya anak disabilitas bukan untuk masyarakat umum,” ujarnya.

Cholik menekankan, agar upaya membantu melatih kemandirian dan keberanian para penyandang disabilitas berhasil, para orang tua juga diharapkan lebih percaya diri dalam membantu proses pertumbuhan buah hatinya.

“Kalau orang tua minder, nanti anaknya tidak bisa mengikuti kegiatan apapun. Karena anak harus tumbuh dan berkembang, maka harus dibekali ketrampilan atau kegiatan. Rumah Anak Prestasi disediakan untuk melatih, memberikan keterampilan sebagai bekal kehidupan dirinya nanti,” ungkapnya.

Sementara itu, Esti Yuniarti didampingi anaknya, Desy Ramadhani, instruktur di Pelatihan Modeling ini mengaku butuh ketelatenan, kesabaran dan keikhlasan menghadapi anak-anak disabilitas.

Semangat yang sama juga ditanamkan dalam diri Esti saat menghadapi anaknya yang juga penyandang disabilitas. Tak heran bila Esti maupun Desy Ramadhani atau yang akrab disapa Fira ini tampak kompak memberikan instruksi bagi peserta Pelatihan Modelling.

“Kalau kita tidak ikhlas dan hanya pura-pura di depan mereka, anak-anak itu tidak akan dekat dengan kita. mereka akan terasa,” kata Esti yang juga pendiri Sekolah Fira Modelling Disabilitas.

Esti menyatakan bahwa peserta Pelatihan Modelling ini juga mengikuti berbagai kelas lainnya. Karena itu, ia mendukung langkah Pemkot Surabaya dalam memberikan ruang untuk menumbuhkan rasa percaya diri bagi penyandang disabilitas dan para orang tua.

“Mereka yang tadinya pemalu, hanya di rumah, dan para orang tua yang juga minder bisa belajar percaya diri di tempat seperti ini,” tandasnya.

Esti mengaku, anak-anak disabilitas yang mengikuti Pelatihan Modelling memiliki kemajuan yang baik dalam mengontrol gerak tubuhnya. “Selama pelatihan mereka dilatih untuk focus,” imbuhnya.

Esti tak menepis, kendala memang ada. Seperti contoh anak yang sulit untuk diajarkan berjalan lurus dan lebih suka berjoget ketika mendengar musik. Ada yang lebih suka berjalan cepat hingga berlari. “Alhamdulilah, setelah mengikuti kelas ini mereka bisa mengatur kecepatan berjalan dan membuat orang tua mereka kaget dengan perubahan anak-anaknya,” pungkasnya.

Sebagai diketahui, Rumah Anak Prestasi yang didirikan Pemkot Surabaya berkomitmen melatih kemandirian, keterampilan, keberanian, dan kepercayaan diri para anak-anak disabilitas.

Terdapat berbagai kelas pelatihan dan konsultasi, diantaranya pelatihan musik, menjahit, dongeng dengan bahasa isyarat dan Bisindo, membatik, modelling, mengaji, melukis, dan sablon.

Di Rumah Anak Prestasi ini juga terdapat layanan konsultasi dengan dokter spesialis anak, akupuntur, fisioterapi, refleksi, pembelajaran umum, dan konseling psikologi.

Rumah Anak Prestasi membuka berbagai kelas pelatihan dan layanan konsultasi yang bisa dimanfaatkan bagi penyandang disabilitas mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB.

Selain Kelas Pelatihan Modelling, di Rumah Anak Prestasi ini para penyandang disabilitas bisa pula gabung di Pelatihan Musik. Kegiatan yang dilakukan adalah fokus melatih gerak motorik anak-anak disabilitas untuk menumbuhkan rasa percaya diri saat tampil di depan umum. wid

Comments are closed.