
Hamish Harding, pengusaha Inggris dikabarkan jadi salah satu penumpang kapal selam wisata Titan.

Hamish Harding, pengusaha Inggris dikabarkan jadi salah satu penumpang kapal selam wisata Titan.
iniSURABAYA.com – Proses pencarian terhadap Titan, kapal selam milik perusahaan wisata OceanGate yang dikabarkan hilang kontak sejak Minggu (18/6/2023) sore waktu setempat terus dilakukan berbagai pihak terkait.
Informasi yang diperoleh iniSurabaya.com dari beberapa sumber menyebutkan, sekitar satu jam 45 menit sejak menyelam, kapal selam yang digunakan para wisatawan untuk melihat bangkai kapal karam Titanic ini hilang kontak.
Kabar lainnya menyebutkan, Hamish Harding, pengusaha dan penjelajah asal Inggris berusia 58 tahun, sebagaimana diakui pihak keluarga, termasuk di antara mereka yang berada di kapal selam yang hilang tersebut.
Di media sosial pada akhir pekan lalu, Harding sempat mengunggah pernyataannya bahwa dia akan ikut dalam misi penyelaman ke bangkai kapal Titanic.
Tetapi dia kemudian menambahkan bahwa karena “musim dingin terburuk di Newfoundland dalam 40 tahun terakhir, kemungkinan misi ini akan menjadi misi berawak pertama dan satu-satunya ke Titanic pada 2023“.
Dia lantas menulis,”Kami akan mencoba menyelam besok.”
David Pogue, wartawan CBS yang melakukan perjalanan dengan kapal selam Titan tahun lalu, mengatakan kepada BBC tentang masalah yang mungkin dialami awak kapal selam dan tim yang ada di darat.
Menurutnya, saat ini ‘tidak ada cara’ untuk berkomunikasi dengan kapal selam tersebut, karena baik GPS maupun radio tidak ‘berfungsi di bawah air’.
“Ketika kapal pendukung berada tepat di atas kapal selam, mereka dapat mengirim pesan teks pendek bolak-balik,” kata Pogue sebagaimana dikutip dari bbc.com.
Dia menambahkan, karena penumpang terkunci di dalam kapal selam yang dipasang dari luar, sehingga ‘tidak ada cara untuk melarikan diri, bahkan jika Anda naik ke permukaan sendiri. Anda tidak dapat keluar dari kapal selam tanpa ada bantuan dari upaya awak yang berada di luar.”
Menabrak Gunung Es
Titanic, yang merupakan kapal terbesar pada masanya, menabrak gunung es dalam pelayaran perdananya dari Southampton ke New York pada 1912.
Dari 2.200 penumpang dan awak kapal, lebih dari 1.500 meninggal. Puing-puingnya telah dieksplorasi secara ekstensif sejak ditemukan pada 1985.
Bangkai kapal itu terbentang dalam dua bagian, dengan haluan dan buritan dipisahkan sekitar 2.600 kaki. Puing-puing berskala besar berserakan di sekitar bangkai kapal yang rusak.
Bulan lalu, pemindaian digital secara penuh dari bangkai kapal tersebut dibuat dengan menggunakan pemetaan di dasar laut.
Pemindaian itu memperlihatkan skala kapal, serta beberapa detail kecil, seperti nomor seri di salah satu baling-balingnya. ap/dbs/*


















