iniSURABAYA.com – Sebagai wastra nusantara, batik harus dilestarikan dan dirawat dengan baik. Meski belakangan batik makin akrab di masyarakat, tetapi belum semuanya memahami cara merawat, bahkan menggunakannya secara tepat.
“Karena tidak semua motif batik bisa dipakai untuk semua acara,” tegas Enny Handayani, Wakil Ketua Komunitas Cinta Berkain Indonesia kepada iniSurabaya.com, Minggu (27/10/2024).
Ditemui di tengah acara Batik Workshop ‘Pesona Hasta Karya’ yang diselenggarakan Surabaya Suites Hotel, Enny memberi contoh motif parang barong. “Jika ada acara di keraton, kita nggak bisa atau dilarang memakai batik motif parang barong ini. Jadi meski bawa undangan, pasti tidak boleh masuk!” tandasnya.
Pensiunan karyawan bank swasta nasional ini menambahkan, batik motif parang barong hanya untuk sultan, baik itu di Pakualaman maupun Mangkunegaran. “Begitu pula dengan motif parang klitik. Motif ini zaman dulu hanya digunakan untuk puteri raja,” urainya.
Yang juga tidak bisa dipakai sembarangan adalah motif selobok. Batik dengan motif segi tiga sama sisi dengan bentuk kecil-kecil ini, kata Enny, biasanya dipakai untuk melayat, atau menghadiri acara pemakaman.
Perlakuan Khusus
Disinggung mengenai perawatan, Enny berpesan agar sering mengeluarkan batik dari almari agar tidak lembab, jamuran, dimakan ngengat, dan berbau apek.