iniSURABAYA – Diantara 7 Keajaiban Dunia ternyata bukan Pulau Komodo. Juga bukan Candi Borobudur.
Para perupa yang tergabung dalam Pawitra Artspace ini punya pandangan tersendiri soal ‘7 Keajaiban Dunia’ ini. ‘7 Keajaiban Dunia’ menurut versi mereka bisa berupa tokoh fiksi macam ‘Superman’.
Si superhero ciptaan Nofi Sucipto ini termasuk karya lukis yang dipajang di lobi Artotel.
Selain ‘Superman’-nya Nofi Sucipto, ada enam karya lukis lain yang ikut gabung dalam pameran bertajuk ‘Seven Wonders of The Cult’ ini. “Ini menggambarkan sebuah dilema.
Anak sekarang ternyata lebih mengenal Superman sebagai pahlawan idola daripada tokoh pahlawan yang nyata ada di sekelilingnya,” ungkap Nofi.
Perupa otodidak asal Bangil ini lalu menambahkan,“Coba tanya bagaimana sosok Superman, mereka tentu dengan gamblang bisa memapar dengan rinci. Sebaliknya, belum tentu mereka bisa menceritakan dengan detil sosok Diponegoro misalnya.”
Kritik sosial juga coba dilontarkan Achmad Toriq. Seniman asal Pasuruan ini menghadirkan sosok monster yang dililit tumbuhan di sekitarnya bertebaran ikon ‘love’ sebagai tanda like yang biasa dipakai di dunia maya.
“Ini ekspresi dilema social media (sosmed) yang belakangan marak bikin anak muda ‘demam’,” imbuh Toriq.
Toriq lalu menyoroti, para pengguna sosmed ini pasti bangga bila postingannya di sosmed mendapat banyak ‘like’ dan komentar. “Ini sebuah kebanggaan semu. Sebab, mereka belum tentu kenal dengan sosok-sosok yang memberi respons di akunnya itu,” ucapnya.
Diakui Safrie Effendi, Art Manager Artotel, ‘Seven Wonders of The Cult’ hanya untuk memberi penekanan pada karya unik yang diciptakan tujuh seniman Pawitra Artspace tersebut.
“Para seniman ini sudah ikut dalam pameran sebelumnya. Tapi kemudian kami seleksi dan pilih tujuh seniman yang lalu kami beri tantangan yang hasilnya dipamerkan ini,” kata Safrie.
Pameran lukisan yang semuanya rata berukuran 5×150 cm ini digelar hingga 3 Mei mendatang. Selain Achmad Toriq dan Nofi Sucipto, seniman lainnya yang turut gabung di pameran kali ini adalah Anggi Heru Sumanto, M Medik, Agung Prabowo, Siska Vitriyanti, dan Ockta Kurniawan. –-sum
