iniSURABAYA – Aksi pembagian takjil selama bulan Ramadan selalu menarik perhatian massa. Itu pula yang terjadi pada Selasa (6/6) sore.
Tepat di depan patung Gubernur Suryo, belasan model anak-anak dan remaja yang bernaung di bawah bendera ArdiManagement berdiri berderet membawa paket takjil berupa kue dan minuman.
Sekitar pukul 15.00 mereka mulai beraksi membagikan paket itu ke pengemudi kendaraan yang sedang lewat di sepanjang jalan protokol tersebut.
Tak perlu waktu lama, ratusan paket takjil pun ludes. “Ini wujud kebersamaan kami. Kami meluangkan waktu untuk berbagi,” kata Asti salah seorang model.
Mereka tidak hanya meluangkan waktu untuk datang. Paket kue dan minuman itu pun murni sumbangan para model tersebut. “Tidak ada ketentuan harus bawa apa. Yang penting layak untuk dibagikan pada mereka yang berpuasa,” tuturnya menambahkan.
Memang tak semua bisa ikut gabung di acara amal tersebut. “Yang nggak sempat datang karena ada kegiatan lain, mereka biasanya menyumbangkan uangnya dan kami belikan paket kue dan minuman,” tandasnya.
Para model itu sudah berkumpul di sekitar Taman Apsari sejak siang hari. Mereka mengumpulkan dan menata aneka kue dan minuman yang akan dibagikan ke pengguna jalan.
“Terkumpul sekitar 700 paket takjil,” kata Chintya Novelin, salah seorang model lainnya, usai menghitung jumlah paket buka puasa dan takjil yang akan mereka bagikan di depan Gedung Grahadi tersebut.
Aksi bagi takjil itu dilakukan dalam dua sesi. Setelah pukul 15.00 dan istirahat sejenak, mereka kembali beraksi pukul 17.00 atau mendekati saat berbuka puasa.
Kerumunan massa pun kembali terjadi. Bahkan ketika paket sudah habis, pengguna jalan masih menanti dan enggan beranjak.
“Waktu saya bilang sudah habis pak, mereka akhirnya mau meninggalkan lokasi,” ucap Chintya.
Menurut Ardi Medijanto, pengelola ArdiManagement, model yang ikut dalam aksi bagi-bagi takjil itu tidak semuanya muslim. “Namun, sebagai rasa solidaritas mereka ikutan gabung,” paparnya.
Aksi bagi-bagi takjil model ArdiManagement ini rutin dilakukan setiap bulan puasa. “Selain untuk menanamkan rasa kebersamaan, juga agar tidak terkesan model hanya bisa show di catwalk,” tegasnya. –sum