Setelah Garap Kampung Maspati Jadi Kampung Wisata, Pelindo III Bikin Kampung Simo Kalangan Seperti Ini

0
1303

Pelinddo III dukung warga Kampung Simo Kalangan tingkatkan lahan untuk tanaman hidroponik.

iniSURABAYA – Setelah Kampung Maspati, Surabaya, Jawa Timur, kini Kampung Simo Kalangan dipilih menjadi kampung binaan Pelindo III di wilayah Surabaya dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

Sedikitnya, 50 pegawai Pelindo III dan masyarakat Simo Kalangan bersama-sama melakukan aksi kerja bakti untuk membenahi kampung tersebut agar tampak hijau dan asri, Minggu (1/7/2018).

Secara keseluruhan, dana yang disalurkan untuk pembenahan kampung tersebut senilai Rp 225 juta. “Program pembentukan kampung binaan ini merupakan amanat undang-undang,” kata Toto Heli Yanto, Human Capital and General Affair Director Pelindo III.

Ditekankan Toto, BUMN tanpa terkecuali wajib turut serta dalam upaya pembangunan ekonomi rakyat dan pemberdayaan masyarakat di lingkungan sekitar. “Pelindo III sebagai BUMN telah sukses mengembangkan Kampung Maspati menjadi Kampung Wisata yang cukup dikenal di Surabaya. Tentunya kami tidak berhenti disitu,” tuturnya.

Pihak Pelindo III, lanjut Toto, akan bantu kampung-kampung lain seperti Kampung Simo Kalangan yang saat ini dikembangkan agar mengikuti rekam jejak kampung pendahulunya.

Kampung Simo Kalangan yang terletak di tengah kota Surabaya nantinya dikembangkan menjadi kampung yang membudayakan tanaman selada hidroponik. “Saat ini hanya beberapa rumah yang bertanam dan sekarang sudah semakin banyak jumlahnya,” tandasnya.

Ditambahkan pula,”Pelindo III akan bantu kembangkan lebih besar lagi dengan menyediakan medianya sebagai lahan tanam tumbuhan hidroponik.”

Sementara Nugroho, Ketua RT Simo Kalangan, menyatakan, Surabaya memiliki banyak kampung-kampung yang memiliki ciri khas. Di antaranya adalah Kampung Mangga, Kampung Lele, Kampung Jajan, dan Kampung Lawas.

“Kami ingin membudidayakan tanaman selada hidroponik. Karena saat ini, penanaman dengan sistem tersebut hasilnya lebih bagus tanpa menggunakan pestisida dan bisa memanfaatkan lahan sempit di tengah kampung,” cetusnya.

Menurut Nugroho, saat ini potensi yang dihasilkan dari hidroponik juga cukup besar. Penyebabnya adalah banyak rumah makan yang memesan selada hidroponik.

Nugroho lalu memberi contoh,”Selada banyak dimanfaatkan untuk gado-gado, tahu campur, dan steak. Selada juga bisa diintensifikasikan menjadi produk lain seperti keripik selada dan es cream.”

Namun karena keterbatasan media tanamnya, kami belum bisa memenuhi permintaan. “Lahan tanam yang tersedia hanya seukuran 5 meter,” paparnya.

Nugroho berharap, pengembangan yang dilakukan Pelindo III membuat lahan tanam nanti bisa terwujud hingga 40 meter. Sehingga warga Simo Kalangan dapat meningkatkan ekonomi dari tanam hidroponik melalui kelompok tani beranggotakan warga. dit

Comments are closed.