

Sugito, GM Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya (kanan T-Shirt putih) bersama siswa SD Muhammadiyah 8 Surabaya dan kru Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya.
iniSURABAYA – Belajar sejarah, terutama masa peperangan merebut kemerdekaan tentu lebih asyik bila diperoleh langsung dari para pelakunya. Interaksi antara para veteran perang dan generasi penerus bangsa inilah yang terjadi, Jumat (10/8/2018).
Pagi itu SD Muhammadiyah 8 Surabaya kedatangan tamu tiga orang mantan pejuang negeri ini, yaitu Koepiyono, Wasito, dan Drajat. Mereka secara bergantian bertutur mengenai aksi heroik yang terjadi semasa perebutan kemerdekaan RI dari tangan penjajah.
Perang gerilya itu bahkan sudah terjadi saat para veteran ini masih duduk di bangku Sekolah Rakyat (SD). “Dulu semasa kecil, kami sudah dilibatkan untuk berperang. Kalau sekarang istilahnya peluru tapi dulu kita sebutnya mimis. Jadi kalau sudah teriak mimis, kami harus sudah siapkan diri,” begitu kisah Koepiyono di hadapan anak-anak tersebut.
Para veteran perang ini menandaskan, berjuang di masa perang revolusi jelas yang dihadapi adalah para penjajah. Tetapi di saat negara sudah merdeka, warga negara Indonesia masih punya kesempatan untuk berjuang.
“Berjuang untuk lingkungan agar alam kita tetap terjaga untuk generasi masa depan,” begitu tegas para pejuang ini dengan penuh semangat.
Interaksi dengan para veteran perang ini disambut antusias murid-murid SD Muhammadiyah 8 Surabaya. “Kami senang mendengarkan cerita dari eyang-eyang pejuang. Kami seperti belajar sejarah langsung dari beliau,” kata Aliya.
Kegiatan yang diadakan oleh manajemen Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya dalam rangka Hari Veteran Nasional yang tepat jatuh pada tanggal 10 Agustus ini juga diisi dengan donasi berupa botol plastik bekas yang ditukarkan dengan 500 bibit tanaman yang ditanam kembali di area sekolahan tersebut.
“Hasil penjualan botol bekas tersebut akan didonasikan kepada korban bencana alam di Lombok,” ujar Sugito, General Manager Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya.
Sugito memberi apresiasi pada para mantan pejuang yang menyambut positif kegiatan tersebut. “Melalui kegiatan ini kami ingin menularkan semangat juang cinta Tanah Air, lingkungan sekitar, dan tentunya mencintai sesama, khususnya pada korban bencana alam seperti di Lombok ini,” imbuhnya. dit