Lepas dari Surabaya Fashion Parade, Mahasiswa Pendidikan Tata Busana Unesa Bikin Panggung Kreasi Sendiri, Ini Tantangannya

Mahasiswa Unesa menghadirkan rancangan busana kreasi mereka di panggung The Aquare Ballroom ICBC Center Surabaya. Kreasi ini sebagai bagian dari tugas perkuliahan kampus. (foto-foto: Virgita Kasih Arwinda)

iniSURABAYA.com – Mahasiswa Pendidikan Tata Busana Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kembali unjuk kemampuan. Setelah sebelumnya diberi tantangan menduplikasi rancangan desainer kenamaan, kali ini tantangannya adalah menghasilkan rancangan sebagai wujud kreativitas diri.

Sedikitnya 127 busana karya 50 mahasiswa S1 Jurusan Pendidikan Tata Busana Unesa ini melenggang di panggung Gelar Cipta Karya yang disajikan di The Square Ballroom ICBC Center 3rd Floor, Sabtu (27/4/2019).

Bacaan Lainnya

Sebelum pentas digelar, busana karya mahasiswa yang mengangkat tema ’Singularity’ tersebut terlebih dahulu diapresiasi oleh tim penilai pada saat grand jury. Ada empat juri yang menilai hasil karya mereka, salah satu jurinya diambil dari fashion desainer yakni Embran Nawawi.

Baca Juga : https://inisurabaya.com/2019/04/pajang-busana-kasual-dan-muslim-di-panggung-the-square-ballroom-inilah-wujud-kreasi-mahasiswa-pendidikan-tata-busana-unesa/

Menurut Pertiwi Dewantari, Ketua Pelaksana Gelar Cipta Karya, tema ’Singularity’ ini berpatokan pada tren Forcasting Indonesia yang dikeluarkan oleh BeKraf.

“Kami ingin menampilkan sesuatu yang saling berkesinambungan tapi memiliki perbedaan yang menonjol. Meskipun berbeda tapi tetap satu alur di ’Singularity’ itu tadi,” ujar Pertiwi.

Di sisi lain, Pertiwi juga mengungkapkan bahwa pihaknya sedikit mengalami kesulitan karena tahun ini baru dimulai lagi untuk mengadakan acara secara berdiri sendiri. “Selama dua tahun sebelumnya, acara ini bergabung dengan Surabaya Fashion Parade (SFP),” tegasnya.

Ditekankan Pertiwi, tahun ini pihaknya memutuskan untuk membuat acara sendiri. “Kami ingin membangun acara sendiri. Artinya EO (event organizer)-nya dari kami, begitu juga desainernya. Mungkin itu kesulitannya, kami seperti mulai dari baru lagi,” ungkapnya.

Persiapan untuk acara ini dimulai dari bulan Januari 2019, dan untuk desainernya membuat busana memerlukan waktu antara satu setengah hingga dua bulan.

“Sambil berlatih lah, kalau dunia kerja kan harus lebih tanggap gitu. Jadi kami latihan juga disini,” pungkasnya. ita

Pos terkait