
iniSURABAYA.com – Kura-kura, baik kura-kura darat maupun kura-kura air ternyata tak bisa hidup di sembarang air. Jika tidak diperhatikan kualitas airnya, maka justru bakal menjadi sumber penyakit bagi satwa yang berlindung di tempurung keras tersebut.
Minimnya kualitas air, menurut drh Dian Ayu Kartika, akan membuat kura-kura terkontaminasi bahan-bahan kimia yang jadi pemicu timbulnya penyakit. “Jadi air yang dipakai untuk kura-kura ini sebaiknya malah bukan dari PDAM,” tegasnya kepada iniSurabaya.com.
Ditemui usai acara UWKS Fun Fair di Pakuwon Trade Center Surabaya, dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ini menyarankan penggunaan air sumur untuk kura-kura.
“Air PDAM itu banyak
mengandung zat kimia, seperti pemutih dan kaporit yang tidak bagus buat
kura-kura,” katanya, Minggu (1/7/2019).
Selain itu, lanjut Dian, kondisi pipa yang sudah tua bisa jadi pemicu kontaminasi yang membuat kualitas air makin tidak bagus dan tidak sehat lagi. “Kandungan bakteri dalam air itu kan di atas rata-rata,” tandasnya.
Kondisi itu pula yang membuat air PDAM tidak layak minum. “Jadi sebaiknya juga tidak digunakan untuk tempat hidup satwa, khususnya kura-kura,” papar Dian yang juga mengelola klinik hewan DRD Veterinary.
Khusus untuk kura-kura air, Dian mengingatkan agar rutin melakukan penggantian air. “Kondisi lingkungan satwa ini perlu mendapat perhatian serius agar terhindar dari berbagai penyakit seperti diare dan kencing batu,” urainya.
UWKS Fun Fair yang baru pertama kalinya diselenggarakan oleh perguruan tinggi swasta di kawasan Dukuh Kupang Surabaya ini mendapat perhatian besar masyarakat.
Sebab selain memamerkan aneka satwa, juga digelar pemeriksaan kesehatan gratis yang dilakukan oleh mahasiswa dan tenaga dosen dari Fakultas Kedokteran UWKS. sum/ana/dit