Dukung Pengentasan Buang Air Besar Sembarangan di Indonesia, Harpic Lakuan Gerakanan Seperti Ini

0
1130
(ki-ka) Sugeng Priyono (Direktur Operasional Komida), Luis Ramirez (Marketing Director Reckitt Benckiser Hygiene Home Indonesia), Darius Sinathrya, dan Don Johnston (Operations Director Water.org Indonesia).

iniSURABAYA.com | JAKARTA – Indonesia merupakan negara kedua terbesar di dunia yang penduduknya masih mempraktekan buang air besar sembarangan (BABS). Data WHO/UNICEF pada tahun 2012 juga memapar bahwa sekitar 150.000 anak Indonesia meninggal setiap tahunnya karena diare dan penyakit lain yang disebabkan sanitasi buruk.

Sedang data terkini data terkini dari situs monitor Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dimuat di website Kementerian Kesehatan RI menunjukan bahwa ada 8,6 juta rumah tangga yang anggota keluarganya masih mempraktekan BABS per-Januari 2020.

Menurut data STBM, 4,5 juta rumah tangga di Pulau Jawa pun masih mempraktekan BABS. Hal ini mendorong Harpic, pembersih toilet yang diproduksi dan dipasarkan Reckitt Benckiser berkomitmen untuk mengentaskan permasalahan BABS di Pulau Jawa pada tahun 2025.

Untuk merealisasikan komitmen tersebut, Harpic menggandeng Water.org, SATO, dan Koperasi Simpan Pinjam Mitra Dhuafa (Komida) bekerja sama mengedukasi tentang pentingnya hidup bersih dengan dan memiliki toilet dan sanitasi layak.

“Masih banyak masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi layak sehingga buang air besar di ruang terbuka menjadi permasalahan global yang harus segera diatasi,” tegas Karim Kamel, General Manager Reckitt Benckiser Hygiene Home Indonesia.

Karim menambahkan, berbekal pengalaman 100 tahun memberikan akses terhadap toilet bersih dan higienis, Harpic berkomitmen untuk menjadi bagian dalam mengatasi krisis kebersihan dan sanitasi global ini.

“Bersama mitra kerja lainnya, Harpic ingin meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya perubahan perilaku hidup bersih dengan toilet dan sanitasi layak sehingga tidak ada lagi masyarakat yang buang air besar sembarangan,” kata Karim Kamel.

Sementara Don Johnston, Operations Director water.org Indonesia menyatakan bahwa Indonesia adalah negara terpadat keempat di dunia yang hampir 28 juta penduduknya kekurangan air bersih.

Selain itu, 71 juta orang tidak memiliki akses ke fasilitas sanitasi yang lebih baik. Dan bagi jutaan keluarga Indonesia yang berpenghasilan rendah, sambungan atau sumur air baru dan toilet yang lebih baik tidak dapat dijangkau sehingga dibutuhkan bantuan investasi dari berbagai pihak agar akses untuk air bersih dan sanitasi yang baik itu dapat dijangkau lebih banyak masyarakat.

“Kami dengan senang hati menyambut kerjasama dengan Harpic yang menunjukkan komitmen dan misinya untuk memberikan akses toilet dan air bersih kepada masyarakat yang lebih luas,” tutur Don Johnston. wid

Comments are closed.