Pigijo Bakal Memotong Rp 1.000 dari Setiap Transaksi Konsumen, Ternyata Ini Tujuannya

0
874
Startup trip planner travel marketplace, pigijo membantu pemasaran produk-produk lokal khususnya jenis kerajinan dan oleh-oleh.

iniSURABAYA.com – Di saat industri kepariwisataan mengalami tekanan akibat merebaknya Covid-19, pigijo –startup trip planner travel marketplace menggelar kampanye untuk mendongkrak pemasaran produk-produk kerajinan dan suvenir.

“Kami mengumpulkan para perajin lokal dan membantu menjualkan hasil karya mereka, berupa suvenir, kerajinan, oleh-oleh,” tegas Erry Kurniawati, COO Pigijo kepada iniSurabaya.com, Kamis (2/4/2020).   

Cara bertransaksi, lanjut Erry, konsumen bisa memesan melalui aplikasi pigijo. “Dapat dilakukan melalui customer service (CS) atau personal shopper di IG. Selanjutnya, web/pps-Pigijo akan memberikan jumlah total harga barang dan ongkos kirim,” urainya.

Selain itu konsumen juga diberi nomor rekening untuk melakukan pembayaran. “Pigijo akan melanjutkan pesanan pada UKM-UKM yang kemudian mengirimkan pada pembeli,” tuturnya.

Beragam barang yang bisa dipajang di pigijo diantaranya adalah barang-barang kerajinan, serta suvenir seperti batik, tas rotan, patung, kerajinan tangan yang biasanya dijajakan di tempat-tempat wisata.

“Ada pula aneka jenis oleh-oleh, kuliner, seperti enting-enting, madu, wedang uwuh, kopi, dan masih banyak lainnya,” tegas Erry.

Melalui kampanye yang dilakukan bersama praktisi UKM tersebut, pigijo berniat mengajak masyarakat untuk kembali mengenang produk andalan di masing-masing objek wisata di seluruh Indonesia.

Masih ingatkah saat jalan-jalan terakhir di Nusantara, seperti Bali, Yogyakarta, Labuan Bajo, Papua, Ambon, dan Aceh?  

“Sekarang kondisinya berbeda. Saat ini jangankan jalan-jalan menjelajah Nusantara, sekedar berjumpa teman atau kerabat rasanya menjadi langka karena pandemic Corona,” cetus Erry.

Karena itu pula, diharapkan melalui pigijo yang dalam Bahasa Manado, Pigi Jo, artinya ‘Pergi yuk! Pergilah! Yuk Pergi!’ masyarakat di negeri ini bisa kembali mengenang oleh-oleh yang pernah dibeli untuk teman.

Erry menekankan, bahwa pihaknya tidak mengambil untung dari setiap produk yang dijual. “Kami justru berkomitmen, menyisihkan Rp 1.000 dari setiap produk yang dibeli bagi mereka yang berada di garda depan, seperti dokter dan tenaga kesehatan,” tandasnya.

Fokus perhatian pigijo, lanjut Erry, juga pada mereka yang membutuhkan. “Contohnya adalah para pekerja harian dan mereka yang hidup dalam kondisi marginal,” ungkapnya. dit

Comments are closed.