
Thavita

iniSURABAYA.com | JAKARTA — Ada pepatah yang mengatakan, ‘jangan menunggu esok hari untuk mengerjakan apa yang bisa kita kerjakan hari ini’.
Bertolak dari pepatah itu pula, meski berada di tengah banyaknya batasan situasi pandemi, Thavita tetap setuju.
Dengan video musik ‘Apa Kabar’, Thavita tidak hanya berhasil meretas jarak dan mempertahankan jadwal, tetapi juga sekali lagi membuktikan bahwa passion adalah kekuatan yang luar biasa memampukan.
“Banyak yang bilang, tahun 2020 bukan tahun yang baik untuk memulai sesuatu. Tapi, kalau kita sungguh-sungguh, aku percaya, jalan keluarnya pasti ada,” tegas Thavita.
Dia mengaku, awalnya ada niatan menunda perilisan MV ‘Apa Kabar’ sampai tahun depan. “Tapi akhirnya kami ulang lagi perencanaan dari awal, cari cara supaya situasi ini bisa kita manfaatkan untuk tetap berkarya meski dengan cara yang sama sekali lain,” tuturnya.
Setelah rilis di YouTube dan Spotify pada November tahun lalu, lagu ‘Apa Kabar’ telah didengarkan lebih dari 24.000 kali dan menyentuh hati banyak penggemar.

Rilisnya video musik ini ditargetkan menyasar pasar yang lebih luas dan rilis tanggal 19 Juni 2020 di kanal YouTube Thavita.
Maraknya sesi pemotretan virtual menjadi ide di balik pembuatan video musik ‘Apa Kabar’ yang diarahkan dan diambil secara digital oleh tim di berbagai pulau.
MV ‘Apa Kabar’ menjadi video musik pertama yang dibuat dengan mengusung konsep virtual sepenuhnya. “Tentunya ini hal baru yang belum banyak orang coba,” cetus Gema Semesta, tim kreatif Thavita.
Meski begitu, Gema dan kawan-kawannya meyakini hal itu justru jadi daya tarik yang tidak sekadar unik, tapi juga representatif. “Meski diselenggarakan secara virtual, dengan music video ‘Apa Kabar’, kami menunjukkan bahwa keindahan visual tak pernah terbatas dan tetap mampu memanjakan mata, serta memetakan rasa,” imbuhnya.
Tampak ceria dalam balutan kostum pink menyala, Thavita menuangkan cerita di balik lagu ‘Apa Kabar’ dengan gestur, gerak tubuh, dan mimik wajah. Selain menghadirkan rasa dan emosi, video musik ini juga secara sadar menampilkan sketsa-sketsa yang organik dan jujur dari sosok seorang Thavita. wid