iniSURABAYA.com – “Ini lucu sekali yaa. Pasti bagus banget kalau ini ada di balai kota.” Seruan kekaguman itu diucapkan Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya ketika melihat burung merpati jenis American Fantail.
Wanita yang bakal mengakhiri masa jabatan kedua sebagai Wali Kota Surabaya awal tahun 2021 ini semakin terkejut ketika melihat merpati jenis Bhokara. Menurut Risma, kaki dan kepala burung itu bentuknya sangat unik dan belum pernah dia lihat sebelumnya.
Burung-burung yang membuatnya kagum itu mengisi Pameran dan Bazaar Merpati Hias dan Endemik di BG Junction Surabaya, Minggu (29/11/2020). Acara yang digelar Indonesian Fancy Pigeon Community (iFPC) Surabaya Raya itu memajang berbagai jenis burung merpati dari berbagai negara.
Risma mengaku, sebelum datang ke acara itu sempat membayangkan bahwa merpati yang dipajang di acara bazar tersebut seperti merpati-merpati biasanya yang sudah banyak di Balai Kota Surabaya.
“Tapi ternyata tidak, ternyata merpatinya aneh-aneh. Saya sampek heran kok ada merpati yang seperti itu,” kata Presiden UCLG ASPAC ini.
Risma menambahkan, selama ini sudah keliling ke hampir seluruh belahan dunia, tetapi belum pernah melihat merpati yang aneh-aneh seperti yang dia saksika di pameran tersebut.
Karena itu, Risma yakin suatu saat nanti, komunitas penyelenggara pameran itu terus berkembang dan menjadi komoditi hingga bisa menjadi ladang bisnis.
“Mungkin komunitas ini masih sedikit. Tetapi ini ramah untuk anak-anak muda, sehingga pasti nanti anak-anak banyak yang tertarik. Jadi, ini harus terus dikembangkan. Bahkan kalau bisa, ini harus terus diadakan setiap tahun supaya lebih bagus,” katanya.
Risma menegaskan pula bahwa tidak ada salahnya para pecinta dan penggemar burung merpati itu merawat flora dan fauna di muka bumi ini. Semakin berwarna dan semakin banyak jenis flora dan fauna di Indonesia, terutama di Surabaya, maka semakin menarik untuk dikunjungi wisatawan.
“Apalagi, kalau kita menyayangi binatang dan tanaman, maka hati kita pasti akan lembut, pasti tidak berani kasar kepada siapapun, karena kalau tidak seperti itu, sudah pasti kita tidak akan bisa merawatnya,” ungkapnya.
Risma menegaskan bahwa di Balai Kota Surabaya sudah ada tupai dan merpati serta beberapa jenis burung lain. Bahkan, ia memastikan merpati yang dipelihara di Balai Kota Surabaya awalnya hanya 200-an, kini sudah ribuan ekor.
“Terus di rumah dinas saya itu, kalau musim tertentu, ada banyak burung yang bermacam-macam berdatangan, karena di rumah dinas itu ada salah satu tanaman yang bisa dimakan oleh mereka. Kemudian di musim yang lain burung-burung itu pergi,” ujarnya.
Ketertarikan pada merpati yang menurutnya unik dan tak biasa itu membuat Risma memutuskan membeli beberapa ekor untuk dipelihara Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya.
Dan bila sudah memungkinkan untuk dilepas, maka merpati tersebut akan dipelihara di Balai Kota Surabaya seperti merpati lainnya.
“Nanti DKPP tak belikan sepasang-sepasang. Tolong dirawat ya Pak Herlambang (Kepala DKPP Surabaya),” katanya kepada Herlambang yang saat itu turut hadir di acara tersebut. Herlambang pun menyanggupi perintah Wali Kota Risma. dit