iniSURABAYA.com – Batik tetap menjadi inspirasi banyak desainer untuk menciptakan rancangan-rancangan yang menarik buat segala suasana. Salah satunya adalah Muhammad Rifqi.
Desainer asal Malang yang kini mukim di Mojokerto ini mengaku sudah tertarik pada batik sejak masih kecil. “Tubuh saya ini mungil, karena itu saya suka memakai pakaian yang motif agar terlihat lebih berisi,” ujarnya saat ditemui di tengah acara Genta Talent School Campaign Show di Royal Plaza, Rabu (23/12/2020).
Namun, di sebuah acara reuni teman-teman SD, pemilik label QMR ini malah dibully teman-temannya lantaran mengenakan busana berbahan batik. “Aduh cinta sekali sama kelestarian Indonesia,” ujar Rifqi mengutip olok-olok teman-temannya waktu itu.
Tetapi justru respons itulah yang ‘membakar’ semangat Rifqi untuk membuktikan besarnya rasa cinta dirinya pada busana batik. “Saya harus buktikan. Sekarang saya dibully, tapi someday kalian akan memakai batik rancanganku!” begitu tekadnya.
Dan terbukti karya QMR kini banyak digunakan masyarakat karena berhasil menyajikan inovasi-inovasi menarik bagi penikmat fashion.
“Batik QMR identik dengan outher. Tetapi ada juga streetwear, formal, dan kasual,” ungkapnya.
Di tahun 2021, Rifqi ancang-ancang merilis jeans batik dengan bahan dari katun. “Kalau saya pakai bahan lain khawatirnya terasa gerah. Batik saya bisa dipakai untuk cowok maupun cewek,” tandasnya.
Mengenai strateginya agar kalangan milenial mengapresiasi busana-busana berbahan batik sebagai warisan budaya, Rifqi menyatakan,”Anak jaman sekarang itu butuh pengakauan. Anak muda ingin di-notice orang,” ujarnya mengingatkan.
Jika ada yang tidak suka batik, lanjut Rifqi, harus dicari cara agar mereka akhirnya bisa melirik rancangan tersebut. “Saya ingin tunjukkan pada mereka, bahwa busana buatan saya tidak terkesan kuno. Terlihat santai saat dipakai siapa pun,” paparnya.
Dan agar tidak monoton, Rifqi menyatakan karyanya tidak hanya menggunakan bahan batik Mojokerto. Dia tak jarang berkreasi dengan batik-batik dari daerah lain di Jawa Timur.
“Batik Jawa Timur memiliki ciri khas masing-masing. Contoh dari Mojokerto sendiri ada motif Merico Bolong yang saya tuangkan dalam rancangan saya,” urainya.
Total ada 21 karya QMR yang diperagakan mulai yang formal hingga untuk anak-anak.
Untuk acara yang digelar bekerjasama dengan Dekranasda Kota Mojokerto dan SMKN 1 Sooko tersebut, QMR menyajikan beragam motif, diantaranya Batik Erna Surodinawan, Batik Budar, Miss Batik, Batik Sofia dan Batik Sekar Arum. mg1/mg2