Eri Cahyadi Optimistis Siswa SD-SMP Surabaya Bisa Lakukan Pembelajaran Tatap Muka Mulai Juli

0
600
Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya

iniSURABAYA.com – Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya memastikan pembelajaran tatap muka untuk tingkat SD-SMP di wilayah tersebut bisa dimulai bulan Juli 2021.

Pria yang akrab disapa Cak Eri ini menekankan bahwa mekanisme pelaksaan sekolah tatap muka tersebut berlaku bagi jenjang SD–SMP swasta maupun negeri.

Cak Eri juga menyatakan, ketika sekolah tatap muka diberlakukan dipastikan sesuai standar protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

“Seperti ada pencuci tangan, tetap wajib mengenakan masker. Kami lakukan terus pemantuan dan evaluasi tiap sepekan seperti apa perkembangannya,” tandas mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota ini.  

Masih terkait prokes, orang nomor satu di Kota Pahlawan itu menambahkan, seluruh guru yang datang ke sekolah sudah disuntik vaksin. “Alhamdulillah seluruh guru sudah dilakukan vaksin, sehingga ini yang menjadi keyakinan kita. Dan tetap menjaga prokes,” urainya.

Cak Eri mengatakan, setelah IdulFitri pihaknya bakal melakukan uji coba atau simulasi terlebih dahulu untuk SD–SMP se-Surabaya.

Untuk mengetahui persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka tersebut, Cak Eri menggelar persiapan simulasi pembelajaran tatap muka kepada sejumlah perwakilan pelajar jenjang SMP swasta maupun negeri.

Simulasi yang berlangsung di SMP Negeri 1 Surabaya, Jumat (16/4/2021) diikuti 18 orang siswa secara langsung. Selain itu, simulai diikuti pula oleh para pelajar secara virtual.

Cak Eri mengatakan, setelah IdulFitri pihaknya bakal melakukan uji coba atau simulasi terlebih dahulu untuk SD–SMP se-Surabaya.

Cak Eri mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan Pemprov Jatim, terkait mekanisme pelaksanaan pembelajaran tatap muka. “Kami selalu bersinergi dengan pemprov melihat arahannya seperti apa. Itu yang kami jalankan,” katanya.

Kapasitas 25 Persen
Sementara itu, Supomo, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya menambahkan, untuk memastikan kembali semua sekolah sudah sesuai standar prokes, jajaran Dispendik pun melakukan pengecekan pada setiap sekolah.

Hal itu menjadi penting dilakukan agar memastikan semua sudah sesuai standar prokes.

“Sekolah itu kita wajibkan sudah harus melakukan simulasi dengan kapasitas 25 persen ya. Jadi sebelum mengarah pada pembukaan sekolah, maka harus simulasi,” kata Supomo.

Supomo mengurai apabila wali murid belum berkenan anaknya sekolah tatap muka, maka Dispendik juga tetap melayani pembelajaran dengan menggelar secara daring atau virtual.

Sebab itu, dalam kegiatan ini pun Supomo melibatkan para pakar untuk melakukan pendampingan. Tujuannya, suapaya dari pembukaan sekolah tatap buka benar-benar memiliki kajian yang mendalam.

“Tentunya secara medis dibenarkan. Itu berlaku untuk semua sekolah SD-SMP se-Surabaya tanpa terkecuali,” tandasnya. ana

Comments are closed.