Seluruh Guru Sekolah Islam Shafta Sudah Divaksin, Ahmad Nashruddin: Kami Siap Lakukan Pembelajaran Tatap Muka dengan Disiplin Prokes

Sebanyak 50 orang guru dari Sekolah Islam Shafta Surabaya menjalani vaksinasi yang digelar BUMN dan Promprov Jawa Timur di Grand City Convention Hall Surabaya, Rabu (21/4/2021)

iniSURABAYA.com – Sebanyak 50 orang guru dari Sekolah Islam Shafta Surabaya berada di antrean vaksinasi yang dilakukan BUMN-Pemprov Jawa Timur di Grand City Convention Hall Surabaya, Rabu (21/4/2021).

Informasi yang diperoleh iniSurabaya.com, para guru di jenjang pendidikan SMP dan SMA di bawah naungan Yayasan Al-Insanul Kamil itu terlebih dulu melakukan pendaftaran secara daring untuk kemudian menjalani program vaksinasi tahap pertama.

Bacaan Lainnya

Kegiatan vaksinasi tersebut menjadi penting, tidak hanya karena sekolah tersebut sedang melakukan penerimaan siswa baru. Yang tidak kalah pentingnya adalah terkait proses pembelajaran tatap muka yang bakal dijalani mulai tahun ajaran baru pada Juli mendatang.

“Vaksinasi ini diharapkan bisa mengurangi kekhawatiran para orangtua ketika nanti anaknya kembali ke sekolah melakukan pembelajaran tatap muka,” tegas Ahmad Nashruddin, Ketua Yayasan Al-Insanul Kamil Surabaya kepada iniSurabaya.com.

Ahmad Nashruddin, Ketua Yayasan Al-Insanul Kamil Surabaya saat menjalani vaksinasi.

Ditemui usai menjalani program vaksinasi, Ahmad mengungkapkan pula hasil survei yang dilakukan pada murid dan orangtua murid. “Anak-anak (murid, Red) mengeluh kapan bisa ketemu temannya,” ujar Ahmad.

Dia menambahkan, keinginan kegiatan sekolah dimulai lagi itu terutama muncul dari mereka yang duduk di kelas X dan VII. “Sejak diterima di sekolah ini mereka (murid kelas X dan kelas VII) kan tidak pernah bertemu teman-temannya sama sekali (karena pandemi),” imbuhnya.  

Keinginan yang sama diakui Ahmad juga dilontarkan para orangtua murid, terutama mereka yang bekerja. “Saat orangtua bekerja, anak-anak di rumah tidak termonitor dengan baik,” ujarnya.

Di sisi lain, kata Ahmad, pembelajaran jarak jauh atau virtual selama ini banyak kendala, khususnya menilai kegiatan yang berkaitan dengan olahraga. “Olahraga kan susah kalau daring, karena butuh aktivitas langsung,” tandasnya.  

Menurut Ahmad, pihak sekolah memastikan selama kegiatan belajar tatap muka akan memberlakukan protokol kesehatan (prokes) secara ketat. Pelaksanaan disiplin prokes itu bahkan dibawah pengawasan langsung Satgas Covid-19 yang dibentuk sekolah.  

“Jadi kalau misal tidak bawa surat ijin dari orangtua, atau suhu tubuh tidak memenuni syarat, yang bersangkutan tidak diijinkan masuk sekolah,” tegasnya.  

Sementara Teguh Prihandoko, Ketua Yayasan Bersama Indonesia Sehat yang membantu pelaksanaan vaksinasi para tenaga pendidik yang digelar BUMN dan Pemprov Jatim ini menyatakan, setiap hari rata-rata ada sekitar 300 orang tenaga pendidik yang menjalani vaksinasi di Grand City Convention Hall.

Tenaga pendidik Sekolah Islam Shafta Surabaya antre bersama ratusan peserta vaksinasi yang dilakukan BUMN-Pemprov Jawa Timur.

Saat ini tercatat angka vaksinasi mencapai masing-masing 2.000 lansia dan guru. “Program vaksinasi ini harus diselesaikan gotong royong. Diperlukan support masyarakat, terutama adanya pendampingan untuk lansia. Kami selalu cari lansia untuk divaksin,” urainya.

Diakui Teguh, para lansia memang jadi prioritas selain tenaga pendidik. “Karena lebih 60 persen kematian akibat Covid diderita lansia,” bebernya.  

Kegiatan vaksinasi dengan target peserta lansia, lanjut Teguh, sudah dilakukan sejak 28 Maret lalu. Sedang vaksinasi bagi guru baru dilakukan secara massal di tempat yang sama pada 24 April 2021. dit

Pos terkait