Youth Moslem Fashion Style, Wadah Bagi Anak Muda Pelaku Fashion Jatim

iniSURABAYA.com – Para desainer sebagai pelaku aktif industri kreatif terus berkreasi di tengah pandemi Covid-19 yang masih terus menekan di segala lini kehidupan.

Kali ini dengan dukungan Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Pelatihan dan Pengembangan Kesenian, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, Embran Nawawi bersama Agoeng Soediro Poetra membuat wadah bagi pelaku fashion muda yaitu Youth Moslem Fashion Style (YMFS).

Bacaan Lainnya

Menurut Embran Nawawi, ini untuk pertama kalinya dunia fashion anak muda diberi wadah agar bisa saling berinteraksi dalam memamahami tren dan industri fashion dari kacamata mereka sendiri.

“YMFS 2021 ini memang diperuntukan bagi generasi Z dan Alfa muslim sebagai pelaku dan peminat fashion untuk berkumpul dan bertransaksi kebutuhan busana muslim dengan harga dan selera mereka,” ujar pelaku dan pengamat fashion yang juga penasehat Disbudpar Jatim untuk masalah fashion ini.

Embran Nawawi mengatakan, hadirnya East Java Fashion Harmony di setiap bulan November dan Youth Moslem Fashion Style yang digelar di bulan Ramadan ini diyakini membuat pertumbuhan fashion di Jatim makin tumbuh berkembang dan merata.

“Juga diharapkan dua wadah ini dapat meningkatkan kualitas desainer muda sebagai ekosistem ekonomi kreatif,” cetus Embran yang juga dosen ini.

Menyusul terbentuknya YMFS, enam desainer Jatim menggelar karya busana muslim pria dan wanita terbaik secara hybrid sehingga bisa dinikmati seluruh mahasiswa dan siswa fashion seluruh Jatim.   

Panggung fashion dengan limit tamu melalui streaming YouTube dan Zoom meeting Kominfo Jatim dari Taman Krida Budaya Jawa Timur ini menampilkan karya Andy Sugix dari IFC Malang, Lita Berlianti (APPMI Jatim), Aldre (IFC Surabaya), Arva School of Fashion, SMK 3 Malang jurusan Tata Busana, dan Mandja by Ivan Gunawan.

“Semoga tahun yang akan datang bisa melibatkan desainer muda dari berbagai daerah di Jatim lebih banyak lagi,” begitu harapan Sinarto, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim.

Selain itu, lanjut Sinarto, juga melibatkan komunitas-komunitas anak muda untuk berkumpul 2-3 hari menikmati dan bertransaksi fashion di dunia mereka sendiri.

“Kami memfasilitasi melalui industri kreatif hingga bisa meningkatkan perekonomian Jatim dari dalam dahulu, yang nantinya berkembang hingga ekspor,” tegas Sinarto. ana

Pos terkait