

iniSURABAYA.com – Sosok-sosok ‘perempuan’ bersanggul mewarnai bingkai berukuran 90x70cm itu. Ada yang sibuk menata rambut, ada yang sedang membantu temannya merias.
Semua ‘perempuan’ itu memakai kemben ditutup kain kebaya. Ada bunga mawar menghiasi bagian telinga mereka.
‘Penghibur Ulung’ itulah judul yang diberikan pelukis Aimee Tri untuk menggambarkan para seniman ludruk tersebut. “Ini wujud keprihatinan saya pada mereka, karena panggung buat mereka sudah tidak ada lagi,” tutur Aimee kepada iniSurabaya.com, Rabu (24/11/2021).
Guratan cat akrilik di atas kanvas buah tangan Aimee itu menghiasi Galeri Prabangkara bersama puluhan karya seniman lain yang tergabung di Ikatan Wanita Pelukis Indonesia (IWPI) Jatim.
Sebanyak 52 lukisan karya 32 pelukis IWPI ini dipajang hingga 28 November mendatang. Selain pelukis senior, pameran tersebut juga diikuti pelukis muda usia.

Salah satunya adalah Avy Salma yang masih berusia 21 tahun. Dalam pameran bersama itu, Avy menghadirkan karya berjudul ‘Contemplation’.
Lukisan berukuran 85×72 cm itu menggambarkan seorang gadis sedang duduk termenung di tengah rerimbunan pepohonan.
“Dulu di awal-awal pandemi kita kan selalu memandang segala hal dengan negatif. Mulai gerakan yang terbatas hingga ekonomi yang terganggu,” begitu ungkap pelukis muda lulusan SMK Negeri 12 Surabaya ini.
Akibatnya, lanjut Avy, banyak kemudian menjadi stres. Apalagi saat ada orang-orang terdekat bahkan keluarga tidak bisa bertahan lantaran terpapar virus corona.

Namun, kata Avy, ada sisi positif yang bisa diambil dari kondisi tersebut. “Di tengah kondisi sulit itu masih ada yang dapat kita lakukan. Kita jadi semakin banyak waktu untuk berkarya. Juga memulai bisnis-bisnis baru yang mungkin sebelumnya hanya di angan-angan saja,’’ bebernya.
Melalui karyanya itu, Avy berharap bisa menebar semangat dan mengajak berpikir positif merespons kondisi yang masih tidak nyaman dan segala keterbatasan saat ini.
Ditemui di tempat yang sama, Esti S Ardian, Ketua IWPI Jatim menyatakan, ‘Bahana Mahardhika’ sebetulnya dijadwalkan untuk gelaran pameran pada Agustus 2020.

Tetapi gagal diwujudkan karena pandemi Covid-19 belum kunjung mereda. Maka ketika kondisi sudah mulai membaik, kesempatan itu pun langsung dimanfaatkan anggota IWPI untuk memajang karya-karya mereka.
“Tema ‘Bahana Mahardhika’ tetap kami gunakan. Karena kemerdekaan tidak hanya merujuk pada peringatan kemerdekaan negeri ini. ‘Bahana Mahardhika’ ini juga bisa bermakna kemerdekaan berekspresi,” tandasnya.
Meski hajatan pameran ini adalah wujud kegiatan yang tertunda, namun lukisan yang dipajang merupakan hasil gorean terbaru. Lukisan ‘Serumpun Rama Rama’ goresan tangan Esti misalnya adalah karya yang dibuat pada tahun 2021.
Lukisan berjudul ‘Mencoba untuk Tegar’ karya Dewi Ulantina, atau ‘Sun Flowers’ goresan tangan Novita Mardiana juga dibuat pada tahun 2021. ana