Kawal Pemulihan Ekonomi Indonesia, Bank DBS Indonesia Donasikan Paket Sebesar Rp 131,2 Juta Bagi 5.252 Masyarakat Terdampak
iniSURABAYA.com – Pasca pandemi yang berlangsung selama dua tahun, perekonomian Indonesia diyakini bakal segera pulih.
Bank Indonesia bahkan memprediksikan Indonesia akan mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi 4,7-5,5 persen pada 2022.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 3,51 persen pada kuartal III- 2021 (YoY). Sektor usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 14,01 persen.
Ekspor barang dan jasa juga terlihat membukukan kenaikan tertinggi sebesar 29,16 persen.
Jerry Sambuaga, Wakil Menteri Perdagangan beberapa waktu lalu menyatakan bahwa kondisi perekonomian Indonesia semakin menunjukkan indikasi bertumbuh. Salah satunya terlihat dari neraca perdagangan Indonesia pada Oktober lalu yang surplus sebesar US$5,73 miliar.
“Secara akumulatif, pada periode Januari 2021 hingga Oktober 2021, tercatat surplus sebesar US$ 30,81 miliar, terbesar dalam 10 tahun terakhir,” ungkapnya.
Sementara Radhika Rao, Senior Economist DBS Bank dalam sebuah diskusi beberapa waktu lalu juga mengutarakan optimisme terhadap perekonomian Indonesia.
Menurut dia, ada tiga hal penting yang dapat memicu terjadinya peningkatan pertumbuhan perekonomian Indonesia pada 2022. Pertama, Indonesia akan berhasil memberikan dosis vaksin penuh kepada 99 persen dari total populasi dewasa pada Maret 2022.
Kesuksesan capaian vaksinasi dan membaiknya tingkat pemulihan ekonomi, kata dia, akan menuntun Indonesia pada kondisi yang kedua, yaitu kemampuan menawarkan lebih banyak investasi dan bergerak pada sektor komoditas hilir serta akselerasi digitalisasi, sehingga menunjukkan pertumbuhan ekonomi lebih stabil.
“Ketiga, laporan fiskal Indonesia yang memuaskan dan langkah-langkah untuk mengurangi pajak pada rasio Produk Domestik Bruto (PDB) akan memperkuat rasio utang dibandingkan negara lain di Asia,” imbuhnya.
Radhika menyatakan bahwa program vaksinasi merupakan salah satu kunci keberhasilan penanganan pandemi di Indonesia. Dengan terlaksananya program vaksinasi secara masif dan terstruktur, mobilitas masyarakat akan meningkat dan hal ini memicu aktivitas perekonomian untuk mulai berjalan kembali.
“Jika dapat terus dipertahankan, ekspektasi pemulihan ekonomi, serta pergerakan komponen lain seperti konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi, hingga ekspor dan impor dapat berjalan sesuai harapan,” katanya.
Bank DBS Indonesia selama ini juga mendukung berbagai upaya pemerintah menanggulangi pandemi Covid-19. Caranya dengan berpartisipasi dalam berbagai upaya kolektif untuk meringankan beban masyarakat yang paling terdampak pandemi.
Pada Juli 2021, Bank DBS Indonesia menyumbangkan 1.000 konsentrator oksigen kepada masyarakat terdampak melalui Kementerian Kesehatan.
Bekerja sama dengan salah satu wirausaha sosial binaannya, Garda Pangan, Bank DBS Indonesia juga mendonasikan paket sebesar Rp 131,2 juta secara berkala bagi 5.252 masyarakat terdampak.
Mereka terdiri atas para lansia, janda, kuli, buruh bangunan, pengendara ojek online, penarik becak dan rumah penampungan eks-penderita kusta di Surabaya, Malang dan sekitarnya.
“Program ini berlangsung sejak Juli 2020 hingga Juni 2021,” tuturnya. Sebelumnya, pada 2020, Bank DBS Indonesia juga mendonasikan alat kesehatan dan paket makanan senilai 2,5 juta dolar Singapura.
Secara internal, Bank DBS Indonesia juga memberikan kemudahan bagi karyawan untuk bekerja lebih efektif, baik dari rumah maupun dari kantor. Selain itu juga memperkuat lini teknologi informasinya guna memanfaatkan era transformasi digital yang saat ini tengah melanda berbagai macam sektor industri.
Dalam prediksi berbagai pihak, juga ditemukan bahwa berbagai teknologi pendukung era transformasi digital, e-commerce dan ekonomi ramah lingkungan berkelanjutan akan semakin menjadi prioritas di 2022.
Terkait hal ini, Bank DBS Indonesia telah memperkenalkan Socially Responsible Investment (SRI) sejak 2017. DBS juga menjadi mitra distribusi green sukuk. Seluruh hasil penerbitan sukuk tersebut akan digunakan pemerintah untuk membiayai berbagai proyek ramah lingkungan berkelanjutan.
Bank DBS Indonesia juga memberikan pembiayaan ekspor dan pinjaman untuk usaha ramah lingkungan (export financing sustainability-loan) di Indonesia. Hal ini tentunya berjalan serasi dengan aspirasi banyak kalangan yang mendambakan terbentuknya ekosistem industri berkelanjutan demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik di masa datang.
Untuk mendukung program inklusi keuangan dan digitalisasi perbankan, Bank DBS Indonesia juga berpartisipasi dengan menjadi salah satu dari 22 institusi perbankan yang menerapkan sistem pembayaran BI-FAST tahap pertama.
Sistem BI-FAST dirancang untuk menyediakan infrastruktur pembayaran ritel nasional yang aman, efisien dan real time. Melalui BI-FAST, nasabah dimungkinkan untuk melakukan instant transfer hanya berbekal nomor ponsel atau alamat email penerima.
Bank DBS Indonesia menerapkan biaya transfer pembayaran BI-FAST sebesar Rp 2.500 sejak Desember 2021. Melalui program ini, nasabah korporasi dapat mentransfer dana hingga Rp 250 juta secara real time dan hanya dibebani dana transfer sebesar Rp 2.500 per-transfer.
Pada tahap selanjutnya, Bank DBS Indonesia berfokus pada transfer kredit individual dan melayani transfer debit, bulk credit dan request for payment mulai 2022 seiring dengan persiapan yang dilakukan oleh Bank Indonesia.
Sistem pembayaran ini diharapkan menjadi kunci keberhasilan implementasi inklusi keuangan, digitalisasi, serta dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat secara merata, sehingga memberikan manfaat besar bagi konsumen. wid