Dianggap Berjasa dan Beri Kontribusi bagi Masyarakat Jepang di Jatim, Joshie Karyadi Halim Terima Bintang Jasa dari Pemerintah Jepang

0
30

Dr Joshie Karyadi Halim (kiri) menerima penghargaan bintang jasa dari Pemerintah Jepang yang diserahkan Takeyama Kenichi, Konsul Jenderal Jepang di Surabaya di Kantor Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya.

iniSURABAYA.com – Jumat (19/5/2023) menjadi momen bersejarah bagi Dr Joshie Karyadi Halim. Wakil Ketua Badan Pengurus Perkumpulan Jepang Jawa Timur (East Java Japan Club) ini menerima Bintang Jasa The Order of the Rising Sun, Silver Rays dari Pemerintah Jepang.

Penghargaan tersebut diberikan lantaran Joshie Karyadi Halim berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan komunitas Jepang di Indonesia serta persahabatan antara Jepang dan Indonesia, terutama posisinya sebagai Wakil Ketua EJJC.

“Ini momen yang tak akan terlupakan. Saya sangat bangga dan akan menjaga nama baik demi penghargaan luar biasa ini,” ungkap Joshie Karyadi Halim usai menerima penghargaan tersebut dari Takeyama Kenichi, Konsul Jenderal Jepang di Surabaya di Kantor Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya, Jumat (19/5/2023).

Karyadi yang juga Wakil Ketua Pembina Yayasan Pemeliharaan Sekolah Jepang Surabaya ini mengaku, upayanya memajukan masyarakat Jepang dan pendidikan anak-anak Jepang di Jatim tak lepas dari kemudahan yang dia peroleh selama menempuh pendidikan di Negeri Matahari Terbit itu hingga meraih gelar S2 di bidang arsitektur.

Joshie lalu memapar upayanya bersama sang istri –yang waktu itu masih berstatus tunangan—mengangsu ilmu ke Jepang pada tahun 1976 hingga 1982 dan memperoleh gelar sarjana dan master di Yokohama National University.

Karena biaya hidup dan pendidikan yang sangat mahal maka Joshie memutuskan kuliah sambil kerja sebagai guru bahasa Inggris di lembaga bimbingan belajar demi mendapatkan tambahan biaya hidup.

Dr Joshie Karyadi Halim PhD

Baru di tahun ketiga, Joshie coba mengajukan beasiswa untuk siswa internasional dari Kementerian Pendidikan Jepang.

“Kami bersyukur karena berhasil mendapatkannya, sehingga tidak lagi punya masalah keuangan selama kuliah hingga mendapat gelar,” paparnya.

Berkat beasiswa itu pula Joshie memutuskan berhenti bekerja part timer agar bisa fokus pada pendidikan yang ditempuh dan penelitian. Berkahnya Joshie bisa dengan mudah menyelesaikan Program Doktor Pasca Sarjana Teknik Universitas Tokyo.

Tak hanya itu. Joshie yang mendirikan perusahaan desain saat kembali ke Tanah Air ini juga meraih gelar PhD dari Universitas Tokyo.

Karena itu, ketika ada rencana pemindahan gedung Surabaya Japanese School (SJS) dari Darmo Permai ke kawasan Ketintang, Joshie langsung melibatkan diri secara total mulai perencanaan hingga terwujudnya SJS yang memakan waktu sekitar empat tahun.

“Ini sebagai balas budi saya karena selama bertahun-tahun mendapat biaya pendidikan gratis selama di Jepang,” ujarnya.

Di kesempatan tersebut Takeyama Kenichi mengapresiasi dukungan yang sudah diberikan Joshie. “Bapak Joshie tidak hanya mengerjakan desain bangunan, namun turut mengawasi pengerjaan konstruksinya, mencari lokasi baru untuk pembangunan sekolah, serta memilih jasa kontraktor. Untuk itu semua, beliau lakukan tanpa memungut biaya apapun,” tandas Takeyama.

Gedung SJS yang dirancang Joshie memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik sehingga cocok dengan iklim tropis di Indonesia. “Saat ini sudah banyak anak Jepang belajar di gedung tersebut. Jasa bapak Joshie sangat besar dalam pembangunan gedung baru SJS ini,” urainya. ap

Comments are closed.