iniSURABAYA.com – “Dengarkan pekik mereka, Allahu Akbar! Gaungnya menggelegar, mengoyak langit, Surabaya yang murka..”
“…Meski nyawa yang menjadi taruhan, karena mereka memang pahlawan, Surabaya, di manakah kau sembunyikan, Pahlawanku?”
Kalimat penuh semangat itu dicetuskan secara lantang bergantian oleh Lisa dan Theo, PR Crown Prince Hotel Surabaya by Midtown Hotels Surabaya saat membacakan puisi karya Mustofa Bisri berjudul ‘Surabaya’ itu kian menambah suasana magis di momen peringatan Hari Pahlawan yang diadakan keluarga besar Midtown Hotels Indonesia di Taman Makam Pahlawan Ngagel Rejo Surabaya, Kamis (9/11/2023).
Suasana di area Taman Makam Pahlawan itu pun terasa beda dengan hadirnya kru Midtown Hotel Surabaya, Midtown Residence Surabaya, Crown prince Hotel Surabaya dan Verwood Hotel & Serviced Residence Surabaya yang mengenakan atasan warna putih.
Beberapa di antaranya ada pula yang memakai kostum tema perjuangan. Mereka berkerumun mengelilingi makam Letnan Achijat. Pahlawan yang asli arek Suroboyo ini dikenal sebagai Si Alap-Alap Suroboyo karena kegigihan dan keberaniannya dalam menyusup koloni penjajah dan sangat gesit dalam penyerangan.
Usai baca puisi dan berdoa Bersama yang disusul tabur bunga, ziarah ke makam sang pahlawan revolusi yang juga dihadiri Nuransyah Achijat dan Isa Alamsyah Achijat, anak kandung ini Letnan Achijat ini ditutup dengan mengguyurkan air dari kendi ke tanah makam tersebut.
“Kami pun tumbuh menjadi pribadi yang menurun dari ayahanda, menjunjung tinggi jiwa kemanusiaan dan tidak mudah menyerah mengalir dari beliau,” tutur Isa Alamsyah menahan rasa haru mengenang almarhum.
Kegiatan tabur bunga tersebut berlanjut ke makam yang berada di seberang jalan. Semua peserta ziarah dalam rangka memperingati Hari Pahlawan itu merapat pada sebuah area makam yang memiliki joglo dan plakat berbahan batu marmer yang bertuliskan Makam Pahlawan Nasional Bung Tomo.
Bambang Sulistomo, anak mendiang Pahlawan Bung Tomo dengan perlahan mendekati makam tersebut dan terlihat begitu khusyuk dalam memanjatkan doa-doa terbaiknya kepada sang ayahanda. “Beliau memang begitu gigih dalam mengobarkan semangat arek-arek Suroboyo melalui pidatonya yang akhirnya berhasil membangkitkan semangat rakyat Surabaya untuk kembali semangat melawan penjajah,” ujarnya.
Rangkaian ziarah berlanjut ke makam beberapa tokoh yang namanya dipakai jadi nama jalan di Surabaya seperti makam Moeljono dan Sariredjo gugur saat pertempuran 10 November 1945 yang digabung menjadi nama daerah Mulyorejo, Syaifun Anwar, dan KH Bey Arifin.
Usai prosesi ziarah makam, Donny Manuarva, General Manager Corporate Midtown Hotels Indonesia mengimbau agar tidak melupakan sejarah. “Kita harus mampu meneruskan perjuangan para pahlawan yang sudah memberikan kemerdekaan Republik Indonesia dengan berkegiatan positif,” tandasnya. wid