Kebut Penataan dan Koneksikan Fasilitas Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel dan Kota Lama, Eri Cahyadi Optimistis Selesai Bulan Mei

ILUSTRASI : Penertiban PKL di kawasan Pegirian Surabaya. (foto: dok Pemkot Surabaya).

iniSURABAYA.com – Pemkot Surabaya terus mengebut penataan kawasan wisata religi Sunan Ampel dan Kota Lama. Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya menargetkan, penataan di dua kawasan wisata ini bisa tuntas keseluruhan pada Mei 2024 mendatang.

Menurut Cak Eri –sapaan akrab Eri Cahyadi, setelah meresmikan Serambi Ampel, penataan di dua kawasan tersebut masih terus berlanjut sampai sekarang. “Ini (penataan kawasan Ampel) masih tahapan awal. Jadi, insyaallah selesaikan semuanya nanti sampai berjalan di bulan Mei,” begitu tegasnya.

Bacaan Lainnya

Cak Eri menyatakan, setelah dilakukan penataan nanti, seluruh fasilitas yang disediakan oleh Pemkot di kawasan wisata religi Sunan Ampel bisa saling terkoneksi satu sama lain.

“Nanti parkirnya di sini, semua tempat makan di sini (terminal bus dan Serambi Ampel). Setelah itu, pengunjung masuk ke Ampel harus melewati penyebrangan ini. Nanti kami juga tata untuk yang masuk ke dalam Ampel-nya,” ujar Cak Eri.

Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu juga menyebutkan, Sentra Wisata Kuliner (SWK) Pegirian nantinya bakal diubah total. “Jadi akan menunjukkan koneksitas dan bentuknya kawasan religi, tidak seperti yang saat ini,” tandasnya.

Sementara itu, Dewi Soeriyawati, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya mengatakan sampai saat ini pemkot masih terus melakukan penataan di kawasan wisata religi Sunan Ampel.

“Salah satunya, melakukan penataan terhadap pedagang yang berada di area tersebut,” ujarnya.

Dewi mengatakan, setelah Serambi Ampel diresmikan, Dinkopumdag Surabaya akan melanjutkan penataan pedagang di SWK Pegirian. Karena, SWK tersebut nantinya digunakan sebagai tempat pedagang aksesoris dan pernak pernik khas Ampel.

“Itu juga sedang kita tata, biar nggak kelihatan rungsep gitu ya,” kata Dewi.

Dewi berharap, ketika semua pedagang masuk ke tempat yang telah disediakan oleh Pemkot Surabaya, tidak ada lagi pedagang kaki lima (PKL) yang menggelar lapaknya di pinggir jalan. “Kami harap bisa seperti itu (rapi), nanti kita bersihkan semuanya,” ujarnya. wid

Pos terkait