Yang tak kalah menarik, sejumlah rancangan Arya ditempel kain flannel yang dibentuk jadi daun dan bunga sebagai hiasan.
“Kesukaan saya adalah memanfaatkan perca. Jadi selain flannel ada juga sisa kain jeans yang saya gunakan pada rancangan itu. Konsepnya memang sustainable fashion,” paparnya.
Masih terkait sustainable fashion, Arya menerapkannya pula pada hiasan kepala. “Saya gunakan karung goni dikombinasi bulu ayam dan manik-manik,” imbuh desainer yang punya angan bisa merambah dunia internasional lewat karyanya tersebut.
Arya yang sempat pula mengenyam pendidikan Tata Busana di IKIP Negeri Surabaya (sekarang Universitas Negeri Surabaya) dengan jujur mengaku bahwa dirinya tidak piawai menggambar.
“Jadi rancangan yang saya buat bukan aplikasi gambar yang saya buat di atas kertas. Tetapi saya langsung menggambar di atas kain dan jadi lah baju,” tegas pria yang juga pernah menggeluti dunia akting di Jakarta.
Aksi Pelukis Mukhsin
Pada saat bersamaan, pelukis Mukhsin juga beraksi di sisi kiri panggung. Lukisan yang dibuat Mukhsin berawal dari goresan yang dibuat oleh lima general manager yang bernaung di bawah Artotel Group, masing-masing dari Artotel TS Suites, Maxone Tidar Surabaya, Dafam Pacific Caesar, Nite & Day Gunungsari, dan Nite & Day Kedungdoro.