Stikosa AWS dan YKAI Jatim Gelar Pelatihan Video Konten Jurnalistik sambil Berwisata Sejarah
iniSURABAYA.com – Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa AWS) bekerja sama dengan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) Jawa Timur, menyelenggarakan Pelatihan Video Konten Jurnalistik di Gedung Nasional Indonesia, Kamis (14/11/2024).
Kegiatan yang diikuti oleh 90 siswa dari 19 SMA/SMK se-Surabaya ini merupakan rangkaian dari Dies Natalis ke-60 Stikosa AWS.
Bertema belajar dan berwisata sejarah di Museum Dr Soetomo, lokasi kegiatan merupakan area museum dan makam pahlawan kemerdekaan, Dr Soetomo.
Beberapa meter dari museum terletak kantor redaksi dan percetakan majalah berbahasa Jawa ‘Panyebar Semangat’ yang didirikan oleh Dr Soetomo pada 2 September 1933.
Majalah yang terbit mingguan dalam bentuk cetak ini merupakan majalah tertua di Indonesia dan masih eksis sampai sekarang.
Tutor pelatihan adalah dua orang dosen Stikosa AWS, Aulia Afniar MMedKom membawakan materi Teknik Visual dan Penggunaan Storytelling dalam Jurnalistik Video dan Ratna Puspita Sari MMedKom dengan materi Video Editing bagi Digital Content Creator.
Selain materi, seluruh peserta langsung praktek membuat content video berdurasi tiga menit dengan objek museum, percetakan dan redaksi majalah Penyebar Semangat.
Sepanjang pelatihan, seluruh peserta yang terbagi dalam tim terlihat sangat antusias. Sebab pelatihan dikemas menjadi kompetisi karya. Disediakan hadiah bagi juara 1, 2 dan 3, serta uang pembinaan bagi karya terbaik.
Menurut drg Satiti Kuntari MS SpKGA (K), Ketua YKAI Jawa Timur, kegiatan ini merupakan upaya YKAI Jatim untuk mengedukasi anak-anak remaja agar mengetahui cara membuat konten jurnalistik yang baik, bermanfaat, termasuk di dalamnya juga ada materi etika jurnalistik.
Pemilihan Museum Dr Soetomo sebagai tempat pelaksanaan pelatihan selain memperingati Hari Pahlawan juga memberikan pemahaman kepada generasi muda agar menghayati jasa pahlawan yang berjuang meraih kemerdekaan Indonesia.
Dari beberapa referensi sejarah, Gedung Nasional Indonesia didirikan oleh Dr Soetomo dan mulai dibangun pada tanggal 11 Juli 1930. Gagasan membangun gedung ini untuk memberi wadah pertemuan para tokoh perintis kemerdekaan dalam menyusun taktik dan strategi dalam mencapai kemerdekaan Indonesia.
Untuk memulai pembangunan gedung, Dr Soetomo terlebih dahulu membentuk Yayasan Gedung Nasional pada 21 Juni 1930. Dana pembangunan gedung didapatkan dari patungan pengurus yayasan dan sumbangan masyarakat.
Setelah selesai pembangunan, GNI benar-benar menjadi pusat berkegiatan politik dan pementasan kesenian. Di gedung ini kelompok ludruk Cak Durasim, yang namanya diabadikan sebagai nama gedung di Taman Budaya Jawa Timur, gencar melontarkan kritik-kritik tajam terhadap Pemerintah Kota Praja dan Pemerintah Hindia Belanda.
Tanpa kenal takut lontaran kritik tajam itu dilanjutkan saat pendudukan tentara Jepang. Sampai akhirnya ia dibunuh tentara Jepang menggunakan samurai saat berada di panggung pentas ludruk.
Selain sebagai sponsor utama pertunjukan ludruk Cak Durasim, nama Dr Soetomo terpatri sebagai penggagas berdirinya organisasi modern pertama di Indonesia yang bernama Budi Utomo (Boedi Oetomo).
Berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908 sekaligus menjadi awal maraknya pergerakan nasional bangsa Indonesia untuk merdeka.
“Karena itu, pelaksanaan pelatihan yang diadakan YKAI Jatim dan Stikosa AWS ini sangatlah tepat untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan pada generasi muda,” ujar Satiti.
Hadir dalam kegiatan tersebut Dr Pinky Saptandari (Ketua Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BKKKS) Provinsi Jawa Timur), Arkandi Sari (Pimpinan Redaksi Majalah Penyebar Semangat), Dr Jokhanan Kristiyono ST , MMedKom (Ketua Stikosa AWS), serta para guru pembimbing dari masing-masing sekolah. wid