Bangun Pabrik Semen dan Keramik di Timika, PT Honay Ajkwa Lorentz Butuh 900 Tenaga Kerja

Dari kiri: M Irsyadul, Wakil Kepala Bagian Logistik Timika PT Honay Ajkwa Lorentz H Hamdani, GM PT Honay Ajkwa Lorentz, Fenty Widiyawati, Dirut PT Honay Ajkwa Lorentz, dan Melfi Dwi Andayani, Branch Manager of Sidoarjo PT Honay Ajkwa Lorentz.
iniSURABAYA.com – PT Honay Ajkwa Lorentz (AL) bersama PT Tambang Mineral Papua (TMP) sepakat menjalin kerja sama membangun pabrik semen dan keramik berbahan baku utama tailing dari PT Freeport Indonesia.
Ground breaking perusahaan yang berdiri di atas lahan seluas sembilan hektar ini akan dilaksanakan di Timika, Provisi Papua Tengah pada 14 Januari 2025. Dalam kerja sama bagi hasil tersebut, kedua pihak sepakat untuk berinvestasi sekitar Rp 3,1 triliun.
Pengembangan industri semen dan keramik tersebut diyakini akan mendorong pertumbuhan infrastruktur di kawasan Indonesia Timur, khususnya di Papua yang masih jatuh tertinggal dibanding daerah lain di Tanah Air.
Menurut Fenty Widyawati, Dirut PT Honay Ajkwa Lorentz, hadirnya pabrik semen dan keramik tersebut untuk kebutuhan infrastruktur di Papua. “Selama ini berbagai pembangunan di Papua mendatangkan material dari luar Papua. Akibatnya, harga material pun menjadi tinggi terutama semen,” ungkapnya saat jumpa pers di Hotel Movenpick Surabaya, Jum’at (10/1/2025).
Fenty menegaskan, hadirnya pabrik tersebut akan membuat harga semen jauh lebih murah daripada semen yang selama ini didatangkan dari Provinsi Jawa. “Harga keramik pun demikian akan jauh lebih murah,” tuturnya.
Manfaat yang sama akan dirasakan pula oleh masyarakat maupun pelaku usaha di Papua Tengah dan Barat. Selain itu, juga untuk suplai kebutuhan industri, seperti pembangunan pemekaran infrastuktur, serta pelabuhan internasional yang lokasinya di Merauke.
Namun, kata Fenty, tidak menutup kemungkinan memenuhi pasar di luar Papua. Tetapi tidak sampai lintas pulau Papua. Karena harga semen jatuhnya lebih mahal, sedangkan jangkauan pasarnya hanya sebatas Timika dan sekitarnya.
“Kalau pasar kami di luar Pulau Papua persaingannya akan lebih ketat. Tentunya harga semen menjadi mahal. Karena itu kami mengutamakan pasar di Papua, terutama mensuplai industri lokal,” ujarnya.
Fenty mentargetkan produksi di lima tahun mendatang mencapai 30 juta/tahun. Bahan material nanti yang digunakan murni dari lokal Papua.
Untuk penyerapan tenaga kerja, PT Honay Ajkwa Lorentz membuka secara luas tenaga kerja lokal. Penjaringan tenaga kerja dibuka awal tahun 2025, sebanyak 600-900 tenaga kerja.
Fenty mengatakan pihaknya membutuhkan SDM banyak karena pengerjaan pabrik semen ini masih manual. “Hanya beberapa saja yang menggunakan mesin. Kami masih membuka lowongan kerja hingga tiga bulan ke depan,” paparnya.
Sementara H Hamdani, General Manager PT Honay Ajkwa Lorentz mengatakan penjaringan tenaga kerja bisa dengan datang langsung maupun dari melalui daring.
“Kantor cabang akan dibuka di Sidoarjo. Tenaga kerja yang direkrut akan diberikan berbagai pelatihan sesuai kebutuhan pembangunan pabrik,” ucapnya.
Hamdani menambahkan, pelatihan akan difokuskan di Pulau Jawa, khususnya Sidoarjo dan Surabaya sebelum mulai bekerja. “Sebagian besar SDM kami orang lokal. Jadi mereka perlu dibekali berbagai macam skill,” urainyanya. ap