Tata Rias Pengantin Tradisional Memang Ribet, Tapi Hasilnya: Aura Pengantin Makin Menambah Pesona

0
2388

Bawuk Sumiati memamerkan hasl riasannya untuk pengantin gaya Yogyakarta di Ballroom Trilium Surabaua, Selasa (25/4).

iniSURABAYA – Tuntutan calon pengantin terus berkembang. Dan yang banyak diminta belakangan adalah tampilan yang lebih sederhana dan tidak ribet.

Suprihatin Slamet Wartono, Ketua Asosiasi Ahli Rias Pengantin Modifikasi & Modern Indonesia ‘Katalia’ DPD Jatim mengakui makin berkurangnya minat calon pengantin memilih tata rias pengantin yang mengacu pada pakem tradisional.

Menurut Ny Slamet, sekarang lebih banyak yang pilih pengantin tradisional tapi sudah dimodifikasi. “Jaman makin berkembang, permintaan calon pengantin pun terus berkembang,” katanya saat ditemui di acara Seminar & Lomba Make Up Pengantin Festival Busana Kebaya yang diadakan DPD Asosiasi Ahli Rias Pengantin Modifikasi & Modern Indonesia ‘Katalia’ Jatim di Balroom Trillium Surabaya, Selasa (25/4).

Ny Slamet menekankan bahwa yang bisa dimodifikasi adalah gaya busana pengantin, termasuk bagian bawahannya, kain jariknya. “Kalau riasan itu sudah pakem nggak bisa diubah sama sekali,” tandasnya.

Pengantin tradsional

Sementara perias senior, Bawuk Sumiati pun tak menepis bahwa tata rias pengantin tradisional yang terpaku pada pakem memang dikenal sulit dilakukan.

“Bagi perias baru, memang perlu ketekunan luar biasa untuk menguasai paes ageng ini,” tutur Bawuk Sumiati.

Perias asal Yogyakarta ini sempat memeragakan kemampuannya merias gaya paes ageng Yogyakarta.

“Tata rias Yogyakarta ini masih dikagumi karena hasilnya yang punya nilai seni tinggi,” ucap Bawuk yang sudah 20 tahun menggeluti dunia rias pengantin tradisional.

Meski tata rias pengantin tradisional yang berpedoman pada pakem tidak mudah, Bawuk yang sudah merias 12 orang putri Keraton Yogyakarta ini minta agar perias tidak pasrah begitu saja.

“Jangan takut ketika menemukan kesukaran, sebab pasti ada jalan. Saya saja perlu berbulan-bulan untuk menguasai riasan paes ageng ini,” imbuhnya.

Pengantin tradisional

Ibu lima anak ini meyakinkan bila perias bisa total melakukan ketrampilannya merias calon pengantin maka aura pengantin akan keluar dan menjadi daya tarik saat resepsi pernikahan.

“Kebanggaannya adalah ketika semua tuntas. Kelebihan paes ageng yang mengandalkan pada riasan di bagian hidung ini hasilnya adalah tampilan aura sang pengantin yang tentu jadi pesona saat prosesi pernikahan,” ungkapnya.

Pengantin tradisional

Kegiatan yang sudah diadakan untuk kelima kalinya ini diikuti oleh 60 peserta dari seluruh Jawa Timur.

Mereka ikut beragam lomba yang dibagi dalam tiga katagori, yaitu Modifikasi Pengantin Nusantara, Modifikasi Pengantin Muslim, dan Gaun Panjang. –sum

Comments are closed.