iniSURABAYA – Empat busana karya Sheila Andina turut memeriahkan puncak pesta busana kebaya yang digeber selama tiga hari sejak Jumat (28/4) di Atrium Royal Plaza Surabaya.
Mengangat tema ‘Mono’, desainer asal Surabaya ini mencoba mengombinasi kain kebaya dengan tenun troso Jepara dalam rancangannya kali ini.
“Selama ini yang sering ditampilkan adalah tenun bermotif seperti tenun dari NTB. Sebetulnya ada pula tenun polos yang juga bagus seperti tenun troso itu,” ungkap Sheila.
Menurut Sheila, dirinya pernah menghadirkan tenun troso ini untuk kreasinya yang dipadu kain batik. Kali ini dia berkreasi memadukannya dengan kebaya.
“Saya ingin masyarakat kita makin peduli, bahwa produk lokal kita itu banyak banget selain batik,” beber wanita kelahiran Surabaya, 28 Mei 1983 ini.
Ketika disinggung mengenai warna hijau yang dia pilih untuk rancangannya, Sheila menyatakan tak punya alasan khusus. “Saya hanya melihat hijau tampaknya bagus juga dipakai,” celetuknya sambil tersenyum.
Malam itu, Sheila memajang busana-busana yang ready to wear. Kebaya yang semuanya model two piece itu ada yang dipadupadankan dengan rok flare, lainnya dikombinasi dengan celana, dan rok pendek.
“Saya kembali pada kebaya dengan konsep sederhana tapi dengan potongan modern. Bisa kasual (dipakai) kemana saja,” imbuhnya.
Sheila sengaja menggunakan warna terang pada karyanya. “Karena dengan tambahan aksesoris sudah bisa dipakai untuk ke pesta,” tandas Sheila.
Selain Sheila Andina, desainer lain yang bikin suasana pentas Exotica Kebaya, Minggu (30/4) malam meriah adalah Ayok Dwipancara, Astrid Estrelita, Denny Djoewardi, Hendhy Setiawan, Rodeo Pradani, dan Tjok Abi.
Dari aneka rancangan yang disajikan malam itu, kesan yang coba ditawarkan nyaris senada yaitu busana kebaya yang bisa dipakai di segala suasana.
Para desainer tampaknya sepakat ingin mengembalikan ‘ruh’ kebaya sebagai busana yang pas untuk sehari-hari. –sum