
iniSURABAYA – Seni mural terus berkembang pesat di Surabaya. Kini media untuk street art ini tak lagi sebatas di tembok.
Belakangan street art ini juga sudah banyak yang beralih ke atas kanvas. Dan kini muncul kreativitas seniman mural Surabaya menggunakan krei (tirai bambu) sebagai media lukis mereka.
Seni apa pun memang tak lepas dari kreativitas. Media apa pun yang digunakan, yang penting bagi para seniman ini adalah kesempatan untuk mengungkapkan ekspresi dan eksistensi diri.
“Bamboo Mural Festival seperti ini merupakan yang pertama di Indonesia,” kata X-Go dari komunitas Bunuh Diri Studio yang menggagas acara tersebut.
Sebanyak 15 street artists dari Surabaya, Jakarta, Yogyakarta, Sidoarjo, dan Madura bersama unjuk kemampuan menggambar di atas tirai bambu. Untuk acara spesial ini peserta disodori tema ‘Indonesia, Kopi, dan Bambu’.
“Ini erat kaitannya dengan bulan Agustus saat kita merayakan kemerdekaan,” imbuh pria berambut panjang ini.
Menurut X-Go, kopi maupun bambu tak bisa dilepaskan dari nama besar dan eksistensi negara Indonesia. “Bambu dan kopi merupakan aset terbesar bangsa kita yang patut kita lestarikan,” tuturnya.
Selain demo melukis di atas tirai bambu, juga dipajang karya para seniman dari Serikat Mural Surabaya yang menggunakan barang dari bahan bambu, seperti tampah, caping, krei, dan taplak bambu sebagai media lukisnya.
Kegiatan yang mengambil tema besar ‘Monga-Monga Bamboo Mural Street Art and Street Jamming Festival’ ini berlangsung hingga 15 Oktober 2017.
Hasil dari Street Jamming Festival ini nantinya diserahkan ke kampung Dukuh Menanggal Surabaya. “Nanti saat malam tirakatan kami akan serahkan karya teman-teman ini untuk digunakan warga di sana,” ucap X-Go. –din