Gawai Ternyata Bisa Jadi Pemicu Anak Terlambat Bicara, Ini Solusi Psikolog Edwina

Peserta seminar seminar parenting ‘Yes Your Baby Is Genius’ yang digelar di Bernini Living Surabaya diajak rileks senam sejenak diiringi lagu ‘Baby Shark’.

iniSURABAYA – Keberadaan gawai yang makin akrab dengan kehidupan anak-anak membuat resah banyak pakar yang peduli tumbuh kembang anak. Sebab, gawai ini dipastikan membuat anak berkurang minatnya untuk berinteraksi sosial.

Dampak buruk jika gawai diberikan pada anak di bawah lima tahun (balita), membuat anak mengalami keterlambatan kemampuan bicara.

“Umur dua tahun seorang anak harusnya bisa mengucap tiga kata. Tapi, jika sudah mengenal gadget, bisa-bisa usia tiga tahun baru bisa bicara,” kata psikolog Edwina Natalia MPsi, Sabtu (9/9).

Ditemui sebelum tampil di acara seminar parenting ‘Yes Your Baby Is Genius’ yang digelar di Bernini Living, Edwina menegaskan, tak ada pilihan lain bagi orangtua kecuali harus mulai dan berani menjauhkan anak dari gawai.

Menurut Edwina, pilihan orangtua ketika mengetahui anaknya mengalami kendala komunikasi ini adalah menyekolahkan anaknya tersebut. “Padahal, kunci utama adalah pada kebijakan orangtua itu sendiri,” tandas lulusan Ubaya Jurusan Psikologi ini.

Edwina menegaskan, program belajar di rumah justru lebih efektif ketimbang menyekolahkan anak di usia dini.

Edwina kemudian memberi solusi agar orangtua melatih diri memberi anaknya buku-buku bacaan yang menarik. Tantangannya adalah tampilan buku yang konvensional akan kalah bersaing dengan gawai yang bisa bersuara dan menampilkan gambar.

Karena itu, Edwina lalu mengenalkan sebuah buku yang tak hanya menimbulkan suara tetapi juga memperdengarkan lagu-lagu.

Salah satu contoh adalah buku Widya Wiyata Pertama yang selain bisa mengeluarkan cerita dalam bentuk suara juga menampilkan lagu-lagu sehingga membuat anak terpancing untuk mengikuti.

“Pada buku English Time Baby Pack, menampilkan tekstur kasar, halus, dan lengkung,” tutur Edwina.

Ada pula buku yang mengajarkan anak berlatih menggunakan toilet. “Jadi lewat visual yang ditampilkan secara menarik di buku ini anak diajari cara ke toilet sendiri,” urainya.

Selain, itu di bagian lain ada latihan memakai baju bagi anak lelaki maupun wanita. “Cara pakai baju anak laki-laki dan perempuan kan berbeda, jadi mereka dibimbing sejak dini mengetahui perbedaan ini,” bebernya.

Sebelumnya acara seminar ini juga menghadirkan paparan Imelda Hanna Pradipta SPsi dari My Baby Spa yang fokus pada stimulasi kecerdasan anak.

Menurut Hanna, fokus pada stimulasi kecerdasan anak bisa diawali sejak bayi, maka penting juga untuk mengedukasi orangtua terkait kecerdasan yang dimiliki anaknya.

Dengan terselenggaranya Parenting Seminar ini, diharapkan My Baby Spa semakin menjadi partner orang tua dalam mengasihi buah hati tercinta tidak hanya melalui pijatan yang lembut, layanan yang ramah, tapi juga stimulasi yang menyeluruh dalam dunia pengasuhan anak. –din

Pos terkait