‘Menyapa Sang Hening’, 57 Perupa Pajang 57 Karya di Orasis Art Gallery

Lukisan berjudul ‘Simponi Alam’ karya mendiang Hening Purnamawati yang berukuran 100×200 meter yang dipajang di Orasis Art Gallery ikut mewarnai pameran ‘Menyapa Sang Hening’.

iniSURABAYA – Ada apa dengan angka 57, sehingga pameran yang digelar di Orasis Art Gallery Surabaya ini didukung oleh 57 perupa yang memajang 57 karya terbaru mereka.

Lukisan yang dihadirkan mulai Sabtu (7/10) hingga 17 Oktober 2017 itu pun dibuat di atas kanvas ukuran seragam, 57×57 cm. “Pameran ini memang untuk mengenang teman kami, Hening Purnamawati yang meninggal di usia 57 tahun,” tegas Ivan Hariyanto, salah satu pemrakarsa pameran perupa tersebut.

Hening yang kelahiran Cimahi, Jawa Barat ini diakui para seniman Surabaya sangat istimewa lantaran prestasinya yang tidak hanya tingkat nasional, melainkan dikenal pula hingga di sejumlah negara tetangga.

Dosen STKW Surabaya ini sempat pula pameran di Perth Australia Barat (1996), dan mengikuti pertukaran seni internasional Indonesia-Jepang di Kochi, Hiroshima, dan Kobe (2001).

Seluruh perupa ini berusaha ‘menangkap’ sosok Hening lewat karya mereka. Ivan Hariyanto misalnya menuangkan kesannya terhadap Hening melalui karyanya yang diberi judul ‘Sang Waktu’.

“Saya ingin mengungkapkan bahwa langkah Hening ini dihentikan oleh ‘Sang Waktu’. Kita semua tidak tahu kapan itu akan hadir, karena kabar meninggalnya Hening ini buat kami sangat mendadak dan tidak kami duga. Itu skenario Tuhan,” kata Ivan.

Karya lukis dalam gaya surealis ini diakui di luar genre yang belakangan dia geluti. “Saya dulu memang sempat melukis surealis sebelum kemudian menjadi pelukis realism baru. Tetapi, khusus untuk pameran ini saya menghadirkan gaya lama, surealis,” tegasnya.

Hening yang menempuh pendidikan di STSRI Yogyakarta Jurusan Seni Lukis pada tahun 1981 merupakan satu-satunya perempuan dalam angkatannya yang berjumlah 40 orang mahasiswa.

Di awal kehadirannya di Surabaya, Hening menyibukkan diri menjadi pengajar di Lembaga Pengembangan Seni Rupa (LPSR) Aksera. Waktu itu Akademi Seni Rupa Surabaya (Aksera) yang pernah eksis di tahun 1967-1970 hendak dibangkitkan lagi sebagai lembaga pendidikan oleh para alumni dan dosennya setelah mendapatkan bantuan gedung dari Pemkot Surabaya.

Namun, ketika aktivitas LPSR Aksera kian menurun, Hening yang sempat menggelar pameran di Artage Festival di Perth, Australia Barat (1996) ini pun lalu mengajar di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya selama dua tahun. –sum

Pos terkait