
Dinar Primasti

Dinar Primasti
iniSURABAYA – Dunia seni, khususnya seni musik rupanya masih belum dilihat para orangtua sebagai lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masa depan anak-anaknya. Tak heran bila Dinar Primasti sempat dilarang kedua orangtuanya ketika menyatakan minatnya pada dunia seni musik.
“Kamu mau hidup dari apa?” begitu ujar Dinar mengutip ucapan orangtuanya waktu akan pilih jurusan musik.
Tak ingin menentang keinginan orangtua, Dinar pun pilih Ilmu Komunikasi di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Setelah lulus, Dinar juga sempat menjadi dosen selama dua tahun.
Namun, ternyata panggilan hati dan kecintaannya pada seni musik tak bisa dibohongi. Keinginan Dinar untuk tetap berada di dunia seni musik yang sudah digeluti sejak kecil itu masih sangat besar.
“Musik terlanjur jadi candu buat saya,” katanya ketika ditemui di tengah mengisi acara Digital Music Workshop yang diselenggarakan di Konsulat Jendral Amerika Serikat di Surabaya beberapa waktu lalu.
Maka dengan kesadaran penuh, Dinar meninggalkan ‘kerja kantoran’ dan mulai dari nol membuka jaringan di industri musik. Beruntung Dinar sempat membantu kelompok paduan suara untuk beberapa pertunjukan.
Dari aktivitas menyumbangkan aransemen musik di paduan suara inilah Dinar makin paham seni musik tak sebatas permainan piano seperti yang dia kuasai di masa kecil.
“Learning by doing. Saya yang awalnya musisi tak tahu teknik vocal dengan benar akhirnya mengerti setelah banyak bergaul dengan kelompok vokal grup dan paduan suara itu,” bebernya.
Pengetahuan Dinar pun terus berkembang. “Semula saya memang sempat berpikir yang bisa hidup dimusik hanya artis-artis di Jakarta. Dan untuk menjadi musisi besar harus berkarir di Jakarta,” ungkapnya.
Tetapi dengan pengetahuannya yang terus meningkat, murid-murid Dinar pun kian bertambah. “Kuncinya adalah jangan hanya menguasai salah satu jenis musik,” begitu tegas perempuan asal Kota Malang ini.
Dinar yang kini seorang music director dan art director ini menambahkan,“Pengajar vokal sekarang sudah sangat banyak, begitu pula guru piano. Tetapi yang bisa menguasai semua jenis musik itu yang masih jarang. Jadi lihatlah peluang yang ada.”
Menurut Dinar Primasti, siapa pun bisa eksis berkarya dan menghasilkan rupiah dari musik. “Itu semua tergantung dari kemampuan kita memanfaatkan skill yang dimiliki untuk dikembangkan dan ditonjolkan dalam bermusik,“ kata pengajar piano yang juga komposer ini.
Lulusan Marketing Komunikasi dari University of Canberra, Australia ini lalu menunjuk penyanyi Isyana sebagai contoh. “Dia pandai main piano klasik, juga elekton, dan olah vokal. Itulah yang membuatnya berbeda dari musisi lainnya,” cetus Dinar. din