iniSURABAYA – Penambahan rute penerbangan dari Denpasar ke Surabaya yang dijalani oleh Batik Air sejak Kamis (29/3/2018) otomatis memudahkan pula perjalanan lanjutan ke kawasan Indonesia lainnya. Penumpang bisa meneruskan perjalanan ke Balikpapan, Banjarmasin, Palembang, Pontianak, Manado, Palangkaraya, Padang, Tarakan, Kendari, Pekanbaru, dan Bandar Lampung.
Selain itu, destinasi lain yang bisa ditempuh penumpang adalah ke Malang, Sampit, Sumenep, Banyuwangi, Jember, Sorong, dan Ambon. Sedang warga Surabaya dan sekitarnya pun mendapat kemudahan untuk melanjutkan penerbangan ke beberapa destinasi seperti Waingapu, Bima, Tambolaka, dan Maumere, serta rute internasional seperti Brisbanne, Perth, Chennai, dan Bangkok.
Seperti diketahui, jadwal penerbangan yang ditawarkan Lion Group ini mengalami penambahan satu kali penerbangan mulai 29 Maret 2018. Untuk keberangkatan dari Surabaya pada pukul 13.30 WIB dan tiba di Denpasar pukul 15.15 WITA.
Sedang penerbangan dari Bandara Ngurah Rai, Denpasar dijadwalkan pukul 12.45 WITA, dan tiba di Bandara Juanda, Sidoarjo pada pukul 12.35 WIB.
Baca juga : https://inisurabaya.com/batik-air-tambah-jadwal-penerbangan-ke-denpasar-simak-jadwalnya/
Perjalanan kelas premium yang dilayani Batik Air tersebut akan memakan waktu sekitar 45 menit, dengan tarif sekitar Rp 450.000.
“Para pelanggan dapat menikmati perjalanan berkelas bersama Batik Air dengan suguhan In flight entertainment dan in flight meal di setiap pelayanan penerbangannya,” kata Dyfi Suciyanti, Area Manager Lion Air Surabaya (Lion Group).
Sebelumnya, Lion Air, maskapai yang juga di bawah naungan Lion Air Group telah memiliki rute dari Surabaya menuju Denpasar dengan frekuensi empat penerbangan perharinya. Sehingga kini masyarakat semakin memiliki banyak pilihan waktu untuk menentukan jadwal keberangkatannya, serta kelas pelayanannya.
“Kami berharap akses penerbangan dengan kelas premium pada rute Surabaya menuju Denpasar maupun sebaliknya dapat serta semakin mendukung pertumbuhan daerah masing–masing, baik dalam segi ekonomi pariwisata, ekonomi sosial, ekonomi kreatif, dan beberapa industri lainnya yang tentunya dapat meningkatkan nilai transaksi karena adanya akses yang terbuka,” ujar Dyfi. dit