iniSURABAYA – Tidur cukup waktu ternyata tidak menjamin kenyamanan dan kebugaran ketika bangun. Walaupun tidur terpenuhi selama delapan jam, banyak orang yang mengaku saat bangun esok hari badannya terasa lelah.
Kondisi semacam itu dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk pilihan makanan yang tidak sehat, hingga perselisihan dengan pasangan. Namun, penyebab utama kondisi ini sebagian besar adalah posisi tidur yang tak baik.
Posisi tidur di malam hari sangat menentukan kebugaran ketika bangun di pagi hari. Posisi tidur yang salah bahkan bisa memicu nyeri leher, sleep apnea, gangguan pernapasan, hingga mimpi buruk.
Lalu, seperti apa posisi tidur yang baik? Banyak riset dan juga pendapat para ahli yang mengakui manfaat tidur dengan posisi telentang. Posisi tidur telentang memungkinkan kepala, leher, dan tulang belakang mempertahankan posisi netral.
Posisi ini pun menjadi pilihan yang bagus bagi siapa pun yang menderita sakit di area tersebut. Terlebih lagi, posisi ini membuat kepala terangkat ke atas dada yang diyakini mampu mengurangi rasa panas di dada.
Namun, bagaimana jika kita tak terbiasa tidur dengan posisi telentang? Shelby Harris, seorang ahli pengobatan tidur dan profesor di Albert Einstein College of Medicine, telah mengungkapkan cara melatih diri untuk tidur telentang.
Menurut Shelby Harris, seperti dikutip dari laman the Independent, ketika seseorang siap untuk tidur, dia harus meletakkan bantal di kedua sisi tubuh, dan satu di bawah lutut. Formasi ini akan membantu agar tubuh tetap berada di tempat, atau tidak berpindah saat sudah terlelap.
Metode lain yang lebih ekstrem adalah menaruh bola tenis pada posisi di mana kita cenderung merebahkan tubuh saat tertidur. Jadi, saat bergerak di malam hari, rasa tidak nyaman karena bola tenis tersebut membuat kita harus membalikkan punggung, dan kembali tidur dalam posisi telentang.
Tetapi, meskipun ini posisi tidur yang paling menguntungkan, Harris menyatakan, teorinya ini tidak berlaku bagi semua orang. Tidur telentang sebenarnya dapat menyebabkan sleep apnea atau memperburuk gangguan tidur yang sudah terjadi.
Jadi bagi mereka yang rentan terhadap masalah semacam itu, maka kemungkinan posisi semacam ini bukan posisi tidur yang baik. dit/dbs