
iniSURABAYA – Pasar Malem Tjap Toendjoengan (PMTT) yang kembali hadir di tahun ke-10 ini tak hanya menghadirkan aneka makanan tradisional. Di panggung utama PMTT juga disuguhkan beraneka hiburan bagi pengunjung.
PMTT yang menempati area outdoor Food Festival East Coast di kawasan Surabaya Timur ini dimeriahkan pementasan musik keroncong gaul, reog komedi, ludruk humor, dan pertunjuan musik Mandarin.
“Selain menciptakan suasana yang festive, kami juga bertekad untuk mempertahankan kesan tradisional yang menjadi ciri khas PMTT,” ujar Sutandi Purnomosidi, Direktur Marketing Pakuwon Group.
Selain itu, lanjut Sutandi, PMTT yang berlangsung selama sebulan mulai Jumat (4/5/2018) hingga 3 Juni 2018 ini dimeriahkan pula oleh sejumlah kegiatan perlombaan. Diantaranya adalah Lomba Makan Mie Jumbo, Lomba Makan Mie Pedas, Lomba Modern Dance, dan Lomba Minum Djamoe Iboe.
PMTT 2018 diikuti sekitar 61 tenant makanan dan minuman yang sebagian besar adalah jenis kuliner khas Jawa. Menu yang bisa dinikmati di area PMTT ini antara lain aneka penyetan, kupang lontong, nasi cumi, nasi jagung, gudeg Solo, aneka sate, serta aneka bakso dan pentol.
Yang tak kalah menarik dari kegiatan bertema ‘Pesta Kuliner Arek Soerobojo’ ini adalah pemberlakuan transaksi non tunai. Pada penyelenggaraan PMTT kali ini, transaksi yang dilakukan seluruh pengunjung menggunakan uang elektronik atau e-money.
Menurut Sutandi, program e-money sebetulnya sudah dimulai saat penyelenggaraan PMTT tahun lalu. “Tetapi waktu itu masih semi cashless, belum eksklusif seperti sekarang,” ucapnya menandaskan.
Nilai positif dari aktivitas transaksi uang elektronik ini, lanjut Sutandi, baik pengunjung maupun pemilik stan tidak perlu lagi bingung mencari uang receh untuk kembalian. “Selain itu tangan juga tidak kotor karena pegang uang yang lusuh,” bebernya.
Sutandi menekankan, tenant juga diminta untuk tidak melayani pembelian secara tunai. “Karena kami ingin hadirkan image yang lebih baik. Maka jika ada tenant yang menerima pembayaran cash pasti kena sanksi,” katanya. dit