Kebudayaan Bisa Jadi Alat Penangkal Terorisme, Begini Pendapat Pakde Karwo

0
1061

Pakde Karwo saat memberi tali asih kepada 500 seniman Jawa Timur secara simbolis.

iniSURABAYA – “Seorang ahli mengatakan bila suatu negara ingin makmur dan maju maka basis pembangunanya adalah kebudayaan. Maka basis pembangunan Jawa Timur selain spiritual adalah budaya yang menghaluskan peradaban.”

Pernyataan ini dilontarkan Dr H Soekarwo, Gubernur Jawa Timur saat menghadiri acara Apresiasi Seniman Berprestasi Provinsi Jatim Tahun 2018 di Graha Wisata, Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim, Selasa (5/6/2018) pagi.

Menurut pria yang akrab disapa Pakde Karwo ini, kebudayaan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Budaya mampu membuat manusia berbeda dari makhluk yang lain, budaya mampu  menghaluskan sesuatu yang kasar, serta  budaya mampu membangun peradaban.

“Para budayawan dan seniman telah banyak memberikan kontribusi dalam mengembangkan seni budaya di Jatim secara luar biasa. Mereka inilah yang membuat Jatim, selama hampir 10 tahun saya memimpin, menjadi tenang, aman dan nyaman,” ungkap Pakde Karwo.

Tidak hanya itu, kebudayaan juga mampu menjadi alat penangkal atau solusi terhadap kekerasan, termasuk masalah terorisme. Terorisme, lanjut Pakde Karwo, harus terus dilawan salah satunya melalui pendekatan budaya dan pendekatan hati.

“Banyak orang-orang yang merasa sepi di tempat ramai, kelihatannya banyak orang tapi mereka disingkirkan dari komunitas. Disingkirkan karena lemahnya budaya dan peradaban. Orang-orang seperti inilah yang harus dirangkul,” tegasnya.

Dalam kesempatan sama, Pakde Karwo juga menyinggung terorisme atau ekstrimisme, yang disebutnya sebagai subyektivitas sangat berlebihan menganggap orang lain sangat ekstrim.

“Disinilah ciri budaya, yakni merangkul kemudian menyapa. Ada sentuhan, pundaknya ditepuk-tepuk, hatinya yang disapa. Bila ingin Jatim lebih damai maka doronglah seniman dan budayawan untuk terus berkarya,” katanya disambut tepuk tangan hadirin.

Ditambahkannya, budaya juga mampu membuat perilaku menjadi egaliter. Kebudayaan pula yang membuat suasana lebih damai dan saling menghargai, karena kritikan disampaikan lebih lunak.

“Tidak sopo siro sopo ingsun, tapi membuat orang merasa sama. Seperti nonton wayang semua orang sama-sama duduk sehingga tidak emosional,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Pakde Karwo juga berpamitan kepada seluruh seniman dan budayawan karena masa jabatannya akan berakhir pada Februari 2019. “Saya menyampaikan maaf dan juga terimakasih kepada bapak ibu semua. Semoga Bulan Ramadan ini membawa keberkahan untuk kita semua,” pungkasnya.

Sementara itu, Dr H Jarianto MSi, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim mengatakan, acara pemberian apresiasi yang rutin dilakukan setiap tahun ini dilakukan untuk membangun silaturahmi pemerintah dengan seniman dan budayawan guna mendorong semangat dan motivasi seniman agar terus berkarya dan melestarikan seni budaya.

Sebagai wujud terimakasih dan bentuk kepedulian, tahun ini Pakde Karwo memberikan apresiasi kepada 500 seniman dan budayawan Jatim berprestasi. Dalam acara ini Pakde Karwo secara simbolis memberikan tali asih berupa uang pembinaan dan sembako kepada 10 orang perwakilan seniman dan budayawan berprestasi.

Kesepuluh seniman berprestasi tersebut diantaranya Dian Nova Saputra dari Kab. Trenggalek (seni tari), Martina Saraswati dari Kab. Banyuwangi (teater), dan Nihayah dari Kab. Ponorogo (reog). Acara ini juga diramaikan dengan penampilan ludruk oleh Cak Agus Koprit dan Cak Tawar. sum

Comments are closed.