‘Look to East’, Tawarkan Pesona Busana Indonesia Timur ke Penikmat Fashion Dunia

0
1379

Ragam busana kreasi desainer Surabaya mewarnai pentas Surabaya International Ethnic and Culture Festival 2018.

iniSURABAYA – Surabaya International Ethnic and Culture Festival 2018 yang digelar di Atrium Ciputra World Surabaya. Selama sepekan (17-22/7/2018) dimanfaatkan para desainer ternama Surabaya untuk menghadirkan rancangan yang khas Nusantara.

Alben Ayub Andal misalnya. Kali ini dia merilis karyanya yang diberi title ‘Look to East’. Dan yang ditawarkan adalah tenun Klaten yang dipadukan dengan tenun Timor, NTT, dan kain endek, Bali.

“Belakangan busana-busana dari Indonesia menjadi perhatian masyarakat dunia. Penyebabnya adalah karena selain motifnya lebih beragam, penggarapan tekstil Indonesia ini sangat maksimal,” tegas Alben.

Mengenai pemilihan bahan kain dari NTT dan Bali, Alben menegaskan bahwa ini seiring dengan eksplorasi yang dilakukan pemerintah terhadap Indonesia Bagian Timur.

“Saat ini Indonesia Timur kan jadi perhatian pemerintah. Banyak pembangunan dilakukan di kawasan ini,” ungkapnya.

Karena itu pula, Alben berharap masyarakat penikmat fashion dunia pun bisa lebih mengenal busana dengan bahan-bahan dari kawasan Indonesia Timur. Dan agar rancangan yang disajikan di panggung Surabaya International Ethnic and Culture Festival kali ini lebih bervariasi, Alben sengaja menyajikan rancangan busana-busana pria dan anak-anak.

Karya Alben sebetulnya cenderung simple. Kain-kain yang digunakan lebih banyak diaplikasikan sebagai sarung atau syal. “Supaya tidak terlalu kental kesan tradisional, maka padu padannya tidak harus dengan motif yang sama.,” tandasnya.

Menurut Alben, bagian atasan tenun atau lurik Timor ini dipasangkan dengan celana jins. “Agar bisa menarik perhatian orang luar (negeri), maka saya masukkan ‘selera asing’ di rancangan ini,” urainya.

Itu pula yang dilakukan Alben pada karyanya untuk anak-anak. Kain tenun Timor hanya dia jadikan ‘tempelan garis’ di bagian tengah baju yang dominan menggunakan bahan kain endek, Bali warna merah maron .

“Sebagai aksesoris, saya tambahkan tenun NTT ini sebagai syal,” katanya.

Selain menampilkan rancangan busana bernuansa etnis, panggung Surabaya International Ethnic and Culture Festival 2018 juga diisi tari-tarian dari Polandia, Meksiko, Rumania, Rusia, Bulgaria, Jerman, Selandia Baru, dan Uzbekistan. Festival Cross Culture yang jadi agenda rutin Pemkot Surabaya ini juga menyuguhkan atraksi tari dari tuan rumah, Surabaya. dit

Comments are closed.