iniSURABAYA – Zangrandi Ice Cream sudah hadir sejak tahun 1930. Keberadaannya hingga kini tetap menempati lokasi yang strategis di Jl Yos Sudarso Surabaya.
“Bangunan dan semua yang ada di Zangrandi memang sudah seperti yang ada 88 tahun silam. Memang beberapa kali mengalami renovasi, tetapi renovasinya tidak merubah sama sekali ciri khas Zangrandi,” kata Felix Tanumulia, President Director Zangrandi Ice Cream.
Upaya mempertahankan itu juga lantaran Zangrandi sudah ditetapkan Pemkot Surabaya sebagai cagar budaya. “Karena itu ciri khas bangunannya, warna, bahkan sampai kursi rotannya pun tidak bisa diganti atau diubah,” tandasnya.
Meski bisa bertahan hingga puluhan tahun, Zangrandi hingga kini hanya punya dua cabang, yaitu di Zangrandi Galaxy Mall, dan Zangrandi Pasar Atom. Selain dua cabang tersebut, Zangrandi juga punya sejumlah agen di Jakarta, Malang, dan Semarang.
“Sistem keagenannya beli putus. Bahan utama dari kami, kalau mau bikin varian silakan,” tegas Felix.
Kualitas menjadi andalan yang tetap dijaga agar konsumen tidak berpindah ‘ke lain hati’. Karena itu pula kapasitas produksi yang setiap hari rata-rata 200 liter pun selalu terjaga konstan.
“Agar tidak kehilangan pelanggan loyal, kami selalu menjaga identitas diri ini dengan sebaik-baiknya,” ungkap Felix yang juga merupakan generasi ke-3 dari ‘dinasti’ Tanumulia.
Untuk menu, Zangrandi Ice Cream tetap mempertahankan tiga menu utama yang sudah hadir sejak resto es krim ini berdiri. “Tutti Frutti, Soda Ice Cream, dan Macedonia ini sudah dibuat oleh Roberto Zangrandi, warga Italia yang tinggal di Indonesia di masa kolonial,” bebernya. dit
