Banyak Peluang Bisnis Lewat Secangkir Kopi di ‘Jalur Gaza’

iniSURABAYA – ‘Jalur Gaza’ masuk dalam jajaran warung kopi (warkop) paling dicari, terutama bagi mereka yang gemar nongkrong. Tak jarang, pengunjung betah berlama-lama demi secangkir kopi.

“Paling banyak malam hari usai Maghrib hingga dini hari,” tambah pria yang akrab disapa Ayah ini.

Bacaan Lainnya

‘Jalur Gaza’ tak pernah sepi pengunjung, karena lorong ini juga berada di lingkaran kampus-kampus di kawasan Semolowaru Surabaya. Dari ujung ke ujung terdapat beragam menu, mulai bakso, mie, nasi goreng, penyetan, rujak, semua tersedia.

Bagi yang sudah memiliki warung langganan di sini, pastikan yang lain mendapat giliran tempat duduk. Atau yang belum, bisa mengunjungi area Jalur Gaza dengan jam operasional mulai dari pagi hingga dini hari. Dengan catatan, kecuali saat waktu libur tiba, karena tidak semua warung buka.

‘Jalur Gaza’ bukan sekedar tempat tongkrongan. Pelanggan lorong buntu ini justru mengaku banyak peluang bisnis berawal dari tempat tersebut.

Bertemu rekan kerja, klien, atau sekedar inspirasi baru untuk berkarya. Tempatnya mungkin biasa, standar warung kopi (warkop). Ada aroma kain basah bekas lap meja, benar-benar khas warung bersahaja.

Pertemuan santai para alumni kampus, tempat makan siang mahasiswa baru, hingga membahas politik panas hari ini antar pewarta. Dosen pun terlihat duduk santai membahas bermacam problematika atau sekedar bincang sambil lalu belaka.

‘Jalur Gaza’ sangat egaliter. Tak terbatas kalangan akademisi atau pekerja.

“Saya sering jadi ikutan ‘pintar’ setelah ikutan nimbrung cangkruk di Jalur Gaza,” celetuk Santoso.

Padahal, penggemar berat Ketan Bubuk Bang Tejo ini mengaku dirinya bukan berasal dari kampus di kawasan Semolowaru tersebut. “Saya sering dengar nama ini jadi penasaran. Lalu mencoba mampir dan mencoba menunya, ternyata pas lah dengan selera saya,” ungkapnya.

Soal diskusi ramai-ramai di ‘Jalur Gaza’ ini, diakui dirinya tak pernah merasa minder meski dia bukan dari kalangan kampus di area tersebut. “Karena yang sering nongkrong di sini enak semua diajak ngobrol sih. Jadi saya ya nggak minder,” katanya. ely

Pos terkait