RSUD Dr Soetomo Rilis Buku Panduan Bayi Kembar Siam, Urip Murtorejo: Tiap Kasus Unik karena Tidak Ada yang Sama

Dr Urip Murtedjo SpB KL, Ketua Forum Pers RSU dr Soetomo (kiri), bersama dr Agus Harianto SpA K, Kepala Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD Dr Soetomo FK Unair Surabaya saat memapar buku Tata Laksana Kembar Siam.

iniSURABAYA – Kasus kembar siam di Indonesia selama ini cukup banyak terjadi. Dan di Jawa Timur menjadi provinsi terbanyak kasus kembar siam, yakni 85 kasus.  

Ironisnya, hingga saat ini belum ada satupun buku rujukan untuk penanganan kembar siam di Indonesia. Karena itu, Tim Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu RSUD Dr Soetomo dan FK Universitas Airlangga (Unair) meluncurkan buku tata laksana kembar siam.

Bacaan Lainnya

Buku setebal 138 halaman ini diharapan menjadi referensi tentang penanganan kembar siam di Indonesia. “Tidak semua kasus kembar siam harus dirujuk ke dr Soetomo. Karena itu, kami membuat buku ini supaya penanganan kembar siam di Indonesia maupun dunia jadi optimal,” kata dr Agus Harianto SpA(K), Ketua Tim Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu RSUD Dr Soetomo.   

Penampilan buku ini cukup unik. Buku ini dibagi menjadi dua sisi, berbahasa Inggirs dan berbahasa Indonesia. kedua  sisinya disusun terbalik. Menurut dokter Agus, hal ini sengaja dilakukan sebagai ilustrasi dari materi yang dibahas.

“Sengaja dibuat dua bahasa, agar dapat dijadikan pedoman dan panduan bagi akademisi dalam maupun luar negeri,” ungkapnya.

Buku bersampul biru ini berisi pemaparan lengkap. Mencakup diagnosis rujukan, tata laksana, teknik dan waktu operasi hingga pantauan tumbuh kembangnya.

Yang spesial adalah buku ini disusun berdasarkan pengalamannya dan tim bekerja selama 42 tahun dan telah menangani 93 kasus kembar siam di Indonesia. “Ini berdasarkan real experience kami sebagai dokter,” tandasnya.

Dokter Agus menyatakan pula bahwa selama ini kasus kembar siam terbanyak adalah kasus kembar perut. Dan kebanyakan berujung pada kematian.

Dari pengalaman ini, ia dan tim melakukan observasi yang ia tuangkan kedalam buku. “Setiap ada bayi yang meninggal, kami otopsi, apa penyebabnya, semuanya ada di buku,” paparnya.

Penyusunan buku ini juga melibatkan banyak dokter, mengingat penanganan kembar siam ini juga harus terpadu. Diantaranya adalah dokter-dokter muda sebagai upaya kaderisasi.

Sementara dokter Urip Murtorejo menjelaskan, buku ini hadir atas permintaan banyak pihak, dan akan disebarkan di beberapa rumah sakit dan toko buku.

“Saat ini cetakan pertama ada 200 eksemplar, kedepannya akan kami kembangkan lagi,” ujarnya.

Diakui dokter Urip, kembar siam merupakan sesuatu yang unik karena setiap kasus tidak pernah sama antara satu dengan yang lain . “Ini lengkap dari hulu ke hilir, jadi kami harap bisa jadi rujukan,” cetusnya. dit

Pos terkait