Kampung Arab Kian Berwarna, Tetapi Wisatawan Perlu Waspada Saat Berfotoria, Warga Setempat Beri Peringatan Seperti Ini

0
1363
Rumah-rumah di sepanjang Jl Panggung kini makin meriah dengan cat warna-warni.

iniSURABAYA – Surabaya terus menggeliat. Kota terbesar kedua setelah Jakarta ini bahkan sedang mencari identitasnya untuk menarik perhatian para pelancong, khususnya yang dari luar kota.

Kini yang dibidik adalah kawasan Jl Panggung atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kampung Arab di area Surabaya Utara. Sejak akhir tahun 2018, Pemkot Surabaya membenahi wilayah ini sehingga tampil lebih ‘meriah’.

Untuk melakukan penataan di kawasan Kota Lawas ini tak tanggung-tanggung, Pemkot Surabaya mengalokasikan dana sebesar Rp 10 miliar. Selain membenahi Jl Panggung, anggaran itu digunakan untuk pembuatan pedestrian yang memakai batu alam, memberikan ornamen, pemasangan penerangan jalan umum, dan sejumlah fasilitas tambahan hingga kawasan tersebut benar-benar layak dikunjungi wisatawan.

Pembenahan yang dilakukan Pemkot Surabaya memang tak hanya fokus di Jl Panggung. Proses penataan juga menjangkau daerah sekitarnya seperti Jl Karet, Jl Kembang Jepun, dan Jl Peneleh.

Untuk area parkir bagi ‘tamu’, sudah disiapkan khusus di Jl KH Mas Mansyur sehingga nantinya menjadi kawasan parkir terpusat. Efek dari penataan ini, Jl Panggung hanya bisa dilewati kendaraan jenis pick up untuk kepentingan perdagangan agar tetap berjalan seperti biasa.   

Kampung yang masih aktif sebagai kawasan perdagangan tersebut menjadi semakin ramai dikunjungi wisatawan mancanegara maupun domestik.

Lantaran penampilannya yang dulu hanya berupa gedung pertokoan dan rumah kuno yang terkesan usang kini menjadi berwarna-warni. Para wisatawan yang berkunjungpun tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mengabadikan momen dengan berfoto di sepanjang jalan tersebut.

Tetapi gemerlap warna di kawasan Jl Panggung ini ternyata tidak sepenuhnya disambut positif warga setempat. Sebab, perubahan di kawasan Kota Tua ini malah dianggap justru membawa dampak negatif, yaitu meningkatnya tindak kriminalitas.  

“Semenjak proyek pengecatan usai, keamanan di daerah ini justru jadi terganggu,” tegas Muhammad Munir.

Meski dirinya menyukai warna-warna pada bangunan di Jl Pangung, pria yang sudah menetap di Jl Panggung sejak kelahirannya pada tahun 1985 tersebut mengaku,”Karena sekarang banyak sekali wisatawan yang datang untuk foto-foto, copet juga semakin banyak. Sudah sering terjadi pencopetan di daerah ini.”

Pria yang sudah delapan tahun berprofesi sebagai tukang parkir di Jl Panggung itu menegaskan, sebelum adanya pengecatan daerah tersebut selalu aman terkendali. “Daerah sini dulu aman walau nggak ada pengamanan dari aparat,” cetusnya kepada iniSurabaya.com.

Terkait tindak kriminal itu, Munir menyatakan tak jarang mengingatkan pada para wisatawan agar waspada terhadap barang yang dibawanya.

“Berfoto boleh saja tapi harus selalu hati-hati. Dan jangan berpenampilan terlalu mencolok sehingga menarik perhatian pencopet,” ujarnya.

Munir juga menyarankan untuk sebaiknya tidak datang pada hari Minggu di saat kawasan pertokoan tutup, karena jika terjadi hal yang tidak diinginkan maka akan sulit untuk mencari pertolongan.

Lebih lanjut Munir menyampaikan akan lebih baik jika pemerintah memasang CCTV di kawasan tersebut untuk meningkatkan pengawasan. sum

Comments are closed.