iniSURABAYA.com – Ada tantangan berbeda yang dihadapi desainer Alben Ayub Andal di panggung Surabaya Fashion Parade (SFP) 2019. Di pentas fashion bergengsi ini Alben tak hanya bikin gaun seperti yang biasa dia lakukan, melainkan juga jersey buat Persebaya.
Ini juga untuk pertama kalinya, para bonek dan bonita melenggang di catwalk SFP yang digelar di Convention Hall Tunjungan Plaza 3 mulai Rabu (24/4/2019) hingga Minggu (28/4/2019).
“Pekerjaan ini jadi berbeda karena selama ini selalu gaun-gaun,” kata Alben kepada iniSurabaya.com sesaat sebelum kreasinya diperagakan di panggung SFP.
Menurut Alben, kreasinya harus berbeda karena penekanannya pada busana sport. “Saya lalu nariknya ke ‘hero’, karena Surabaya kan dikenal sebagai Kota Pahlawan,” tuturnya.
Alben kemudian menonjolkan unsur Suro dalam jersey tersebut. “Aku ingin jangan boyo tok (buaya saja). Tetapi ada unsur sura dan buaya yang masuk dalam satu jersey,” paparnya.
Alben menambahkan, selama ini boyo (buaya) sudah terwakili dari bahan croco. ”Karena itu, saya tambahkan siluet suro di bagian belakang jersey alternate. Motif tersamar dengan kesan kuatnya di boyo-nya, gesit di suro. Jadi dua itu dinamis,” imbuhnya.
Alben mengaku dirinya penggemar berat Persebaya dan sudah mengenal tokoh-tokoh Persebaya cukup lama. “Tetapi baru kali ini akhirnya kami punya waktu untuk duduk bersama ngobrol tentang jersey,” ungkapnya.
Jersey alternate dengan warna perpaduan hitam dan hijau ini akan melengkapi dua jersey sebelumnya, yaitu jersey home (hijau), dan away (putih). “Saya harap bukan cuma saya. Tetapi ada desainer lain bergabung untuk membesakan Persebaya,” tegasnya.
Meski begitu, Alben tak menepis adanya rasa bangga bisa berkreasi untuk Persebaya. “Bangga banget tak semua punya kesempatan itu, dan kebetulan aku dapat,” cetusnya.
Alben lalu menandaskan pula bahwa dia merasakan sesuatu yang berbeda saat mengerjakan jersey ini. Dia meyakini jersey Persebaya sangat berbeda dengan jersey tim sepak bola lainnya.
“Jersey untuk Persebaya semua diperhatikan, dan berkonsep. Daerah lain cuma bikin baju tanpa melihat unsur bisnis. Padahal ini ada bisnis besar di dalamnya,” urainya. dit