#AbstrAction, Upaya Pelukis Abstrak Dekatkan Budaya Bali ke Warga Kota Surabaya

Para pelukis yang tergabung di C5 Bali gelar pameran bareng di Galer Paviliun House of Sampoerna hingga sebulan mendatang. (foto-foto: Lintang Suminar K)

iniSURABAYA.com – Karya seni abstrak selama ini kurang akrab dengan masyarakat, karena memerlukan pemahaman khusus untuk menyimak kreasi pelukis abstrak. Tetapi, House of Sampoerna justru menghadirkan 22 karya lukis abstrak di Galeri Paviliun.

Karya lukis para seniman Bali itu dipajang selama hampir sebulan mulai Jumat (21/6/2019). “Lukisan bertema abstrak selalu hanya sebagai pelengkap dalam sebuah pameran lukisan,” kata Rani Anggraini, Manager House of Sampoerna.  

Bacaan Lainnya

Kali ini, lanjut Rani, pihaknya mencoba menyuguhkan hal berbeda dan unik kepada masyarakat Surabaya, khususnya pengunjung House of Sampoerna.   

“Dengan adanya pameran lukisan beraliran abstrak ini pasti akan timbul beda presepsi antar pengunjung. Situasi itu akan menghasilkan komunikasi antar mereka dengan bertukar pikiran,” tegasnya.

Rani berharap pameran ini dapat memperdalam pengetahuan tentang berbagai jenis karya seni yang ada. “Semoga pameran ini juga menjadi penyemangat khususnya bagi para seniman muda Surabaya agar lebih percaya diri untuk terus mengeksplorasi berbagai jenis gaya serta teknik hingga mampu menghasilkan karya yang menunjukkan jati diri,” imbuhnya.

Diakui Rani pameran bertema #AbstrAction ini hasil kerjasama dengan komunitas seniman asal Yogyakarta, Jakarta dan Bali yang tergabung dalam C5 (Critical, Communication, Collaboration, Cooperation & Creativity) Bali.

Anggota grup C5 Bali yang ikut memajang karyanya ini adalah Adi Wirawan, Gusti Buda, Ketut Agus Murdika, Ketut Sugantika, Made Galung Wiratmaja, Made Supena, Nyoman Diwarupa, dan Wayan Arnata. Rata-rata setiap pelukis memamerkan tiga karyanya.

Yang juga menarik adalah, seluruh lukisan yang dipamerkan memiliki inti yang sama yakni mengenai kebudayaan masyarakat di Bali. “Pameran ini memang sebagai sarana berbagi kebudayaan Bali melalui lukisan abstrak dari para seniman C5 Bali kepada masyarakat Surabaya,” ujar Ketut Sugantika, Ketua Pameran #AbstraAction.

Dia menambahkan,”Tema #AbstrAction dipilih karena karya kami melekat pada aksi kami yang hidup dan besar di Bali, sehingga ada adat istiadat dan ritual keagamaan di Bali yang cukup menjadi pengaruh besar bagi kami dalam berkarya.”

Penggunaan cat akrilik lebih ditonjolkan dalam pameran kali ini. Perpaduan berbagai warna yang cerah dan berani, serta teknik yang berbeda dari masing-masing seniman menjadikan kekuatan tersendiri.

Seperti terlihat pada lukisan berjudul ‘Intuition’ milik Wayan Arnata. Lulusan Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta ini menggunakan cat akrilik dengan benang rajutan atau yang biasa disebut ngodi dalam Bahasa Bali ini bercerita tentang kuatnya keseharian tradisi, adat dan budaya Bali. sum

Pos terkait