

iniSURABAYA.com – Para seniman yang tergabung dalam C5 (Critical, Communication, Collaboration, Cooperation & Creativity) Bali menggelar pameran bersama di Galeri Paviliun House of Sampoerna. Pameran lukisan bertajuk #AbstrAction berlangsung hingga 13 Juli 2019.
Selain penggunaan media cat akrilik pada kanvas, teknik ‘ngodi’ juga menjadi daya tarik tersendiri dalam pameran lukisan #AbstrAction tersebut. Ngodi adalah kreasi yang menggunakan benang rajutan sehingga memunculkan tekstur lukisan yang berbeda dari lukisan lain.
I Wayan Arnata misalnya, mengaku terinspirasi oleh rutinitas sang kakek dalam menggunakan teknik ngodi atau kreasi benang tradisional Bali dalam proses pembuatan segala pernak-pernik upacara adat di Bali.
“Teknik yang digunakan kakek inilah yang membuat saya ingin mengaplikasikannya dalam lukisan abstrak saya,” tegas pelukis yang akrab disapa Arnata ini.
Berbeda dengan Arnata, Ketut Sugantika yang menggunakan konsep Mandala pada ketiga karya lukisannya mengaku terinspirasi oleh volcano atau gunung berapi yang tampak dari atas.
“Gunung berapi merupakan fenomena alam yang dekat dengan kehidupan kita, yang sehari-hari kita dengar tentang erupsi dan keindahanya. Itulah yang saya tuangkan dalam karya-karya saya,” papar Sugantika yang juga Ketua Pameran #AbstraAction.
Menurut Sugantika, deretan karya lukis abstrak dipersembahkan kepada masyarakat Surabaya agar lebih memahami dan mencintai seni lukis abstrak. “#abstrAction menjadi bukti aksi serta usaha yang dilakukan para perupa dalam menyorot persoalan sehari-hari masyarakat Bali,” urainya.
Sugantika menambahkan, hidup dalam tradisi yang kental di tengah-tengah pesatnya modernifikasi seringkali harus menghadapi pertentangan. Keinginan untuk bisa berkembang dan berjalan beriringan menjadi fokus para perupa dalam melakukan abstraksi pada realita dan peristiwa yang terjadi.

Komunitas C5 saat ini beranggotakan seniman dari tiga kota, yaitu Yogyakarta, Jakarta, dan Bali. Kelompok yang kini berpameran merupakan anggota C5 Bali yang lebih banyak berbicara tentang eratnya hubungan individu dalam dunia yang bergerak dan berkelindan (erat menjadi satu).
Meski terpisah jarak, komunitas ini menjadi ruang belajar dan wadah untuk saling bekerjasama antar seniman lukis yang ada di Indonesia. “Kuatnya adat istiadat tumbuh, berkembang dan berjalan bersamaan dengan budaya modern merupakan spirit dualisme yang harus selalu dijaga,” papar Sugantika.
Dia menekan bahwa C5 Bali ingin berbagi melalui seni lukis abstrak dan menambah wawasan pada penikmat seni di Surabaya. Harapannya dengan adanya pameran ini, mereka bisa menjalin persahabatan yang lebih intens dengan rekan-rekan seniman C5 dari berbagai kota.
“Tentunya karya yang kami sajikan harapannya bisa menginspirasi masyarakat untuk memahami dan mencintai seni lukis abstrak,” imbuhnya.
Pameran lukisan yang dijadwalkan akan diresmikan pada Kamis (20/6/2019) pukul 18.30 tersebut selain dihadiri para seniman Grup C5 Bali, turut menghadirkan Edwin Koamesah, para kolektor dan pecinta seni di Surabaya. sum