Naskah ‘Dua Garis Biru’ Digarap dalam 9 Tahun, Gina : Perlu Pertimbangan Matang untuk Bikin Ending yang Baik

Zara (Jkt48) disambut heboh pengunjung Royal Plaza saat promo film ‘Dua Garis Biru’.

iniSURABAYA.com – Pendidikan seks penting untuk dikenalkan pada anak sedini mungkin. Jangan sampai remaja yang mengalami pubertas belum paham mengenai seksualitas dan melakukan hal yang negatif.

Pesan itulah yang ingin disampaikan Gina S Noer lewat film ‘Dua Garis Biru’ yang bakal tayang serentak pada Kamis (11/7/2019). “Sudah sangat lama kita tidak disuguhi film tentang kehidupan remaja atau kehamilan remaja yang sebenarnya sering kita temui,” kata pemilik nama Retna Ginatri S Noer ini, Sabtu (6/7/2019).

Bacaan Lainnya

Hadir di acara Meet & Greet ‘Dua Garis Biru’ di Royal Plaza Surabaya, Gina yang menggarap skenario sekaligus sutradara film tersebut menambahkan,”Melalui film ini kami mencoba memberikan gambaran bagaimana menjadi remaja yang sehat. Karena itu sex education perlu diajarkan sedini mungkin lewat diskusi di rumah.”  

Film produksi Starvision & Wahana Kreator ini mengangkat kisah dua pasangan remaja yaitu Bima yang diperankan oleh Angga Yunanda, dan Dara (Zara Jkt48).

Mereka berdua terpaksa melepas kesenangan masa muda dan berhadapan dengan masalah yang melibatkan kedua keluarga karena Dara hamil setelah berhubungan badan dengan Bima.

Gina menekankan bahwa film ini bukan mengajak penonton untuk meniru atau mencontoh perbuatan Bima dan Dara. Sebaliknya ‘Dua Garis Biru’ tidak hanya memberi pengertian dan pemahaman bahwa perbuatan Dara dan Bima tersebut tidak patut dicontoh, tetapi juga tentang konsekuensi akan pilihan tersebut.

Gina berharap,”Semoga setelah menonton film ini, masyarakat bisa bersama-sama lebih bijak dalam menentukan pilihan hidup yang krusial.”

Gina mengaku naskah ‘Dua Garis Biru’ disiapkan sejak 2009. “Berarti prosesnya sekitar sembilan tahun. Saya menimbang secara matang bagaimana akhir yang terbaik bagi cerita ini,” tutur Gina.

Akhir yang baik dalam cerita ini, lanjutnya, bukan hanya mengenai dua tokoh utama melainkan dua keluarga. “Saya butuh menimbang bahwa ini merupakan keputusan paling bijaksana dan hal ini butuh proses pendewasaan diri saya sebagai orang tua sekaligus film maker,” imbuhnya. dit

Pos terkait