Belajar Naik Moge Sejak SMP, Ini Pengalaman Menarik yang Dialami Albian Sebagai Biker Muda

0
1287
Muhammad Albian (dua dari kiri) bersama sang bunda, Deby Berliana (kiri).

iniSURABAYA.com – Sedikitnya 50 orang bikers dari kelompok kenamaan seperti NOS, TOC dan SMC hadir di acara ulang tahun ke-18 Muhammad Albian, bikers dari TOC.

Acara yang diadakan di pelataran parkir Hotel Neo Waru Sidoarjo ini terasa berbeda lantaran hadirnya sejumlah petugas kepolisian dari Polres Tanjung Perak, dan Polsek Waru, Sidoarjo.

Petugas kepolisian ini sengaja diundang untuk memberikan arahan seputar safety riding kepada para undangan yang didominasi anak muda tersebut.

TOC dan SMC misalnya, merupakan komunitas yunior dengan anggota mulai umur 18-20 tahun. “Info safety riding ini sangat penting bagi para bikers, terutama mereka yang masih muda dan emosinya masih sering meluap-luap,” kata Deby Berliana, ibunda Muhammad Albian.

Sosialisasi etika berlalu-lintas itu dianggap penting, terutama karena tunggangan anak muda ini adalah motor gede (moge). “Agar mereka tidak ugal-ugalan saat naik motor, khususnya jenis Ninja R-25,” ungkap Deby yang juga lady biker ini.

Deby berharap, melalui acara yang dimeriahkan pula oleh pentas live band tersebut sang buah hati bisa makin akrab dengan sesama anggota klab moge.

Ditemui di tengah acara pesta ulang tahun, Albian mengaku sudah belajar mengendarai moge sejak masih kelas 2 SMP. “Saya sudah sering ikutan touring dan membaur bersama kawan-kawan komunitas. Melalui ngobrol dengan sesama biker saya makin memahami pentingnya etika berlalu lintas dan menaati peraturan di jalan raya,” tandasnya.   

Albian yang merupakan anggota TOC dan SMC sekaligus ini menyatakan,”Ini ulang tahun paling mewah menurut saya karena digabung dari beberapa klab motor berkumpul saling bertukar cerita satu sama lain. Saya dapat pelajaran berharga dari mereka baik senior maupun teman-teman seumuran satu klub.”

Ketika ditanya apakah dirinya ingin jadi pembalap, Albian spontan menjawab,”Ingin! Nanti kalau balap mau cari yang resmi.”

Dalam kesempatan itu,  

Ipda Dodik Eka Susanto, Kanit Laka Lantas Polres Tanjung Perak melakukan sosialisasi etika berlalu lintas menggunakan alat peraga berupa video.

Kesempatan langka itu juga digunakan untuk memberi arahan mengenai pemahaman terhadap yellow box dan e-tilang yang akan diberlakukan mulai Januari 2020.

Urutan e-tilang mulai dari terekam kamera, konfirmasi, hingga penindakan. “Kamera sudah disiapkan resolusi paling tinggi semua bisa tembus. Jadi pelanggar tidak bisa mengelak karena memang sudah terekam di situ, lalu ada waktu untuk konfirmasi setelah itu baru diterbitkan surat tilang,” urainya. dit

Comments are closed.