Gelar ‘Silaturahmi Virtual’, Penasehat FKHM Jatim Ini Usulkan Eksplorasi Romantisme Masa Lalu

FKHM Jawa Timur menggelar 'Silaturahmi Virtual' dalam rangka merayakan IdulFitri 1441 H melalui platform GoogleMeet.

iniSURABAYA.com – Seru! Suasana itulah yang tergambar di momen ‘Silaturahmi Virtual’ yang diselenggarakan Forum Komunikasi Hotel & Media (FKHM) Jawa Timur, Minggu (31/5/2020).
Meski hanya bisa melakukan kontak lewat suara dan gambar melalui perangkat gawai maupun PC di masing-masing rumah, agenda silaturahmi yang dipandu Angga Prameswara tersebut mampu meleburkan kangen anggota FKHM Jatim.
Yang juga menarik, di tengah ungkapan kangen setelah hampir tiga bulan tidak bertatap muka secara langsung ‘Silaturahmi Virtual’ yang masih dalam rangkaian perayaan IdulFiitri itu juga muncul gagasan-gagasan yang menjadi masukan positif bagi kalangan hotelier.
Kristiawan misalnya. Marketing dari The Jakarta Post ini mengusulkan ide ‘eksplorasi romantisme masa lalu’ untuk hotel-hotel yang punya ruang terbuka luas macam Hotel Singgasana.
“Di Singgasana kan ada sepeda yang bisa digunakan tamu untuk berkeliling area hotel. gimana jika sepedanya jangan yang modern, tapi sepeda kebo agar tamu juga teredukasi bahwa dulu ada sepeda macam itu,” cetusnya.

Tak hanya sepeda. Kristiawan menyatakan gagasannya pada Hotel Singgasana untuk menghadirkan becak. “Hotel ini kan tamunya dominan keluarga. Jadi becak bisa digunakan olahraga keluarga. Yang mengayuh sang bapak, penumpangnya ibu dan anak-anaknya, sehingga jadi kegiatan olahraga menyenangkan sekaligus bisa untuk bernostalgia,” bebernya.
Melalui aktivitas ‘Eksplorasi Masa Lalu’ tersebut, Kristiawan yang juga pernah menjadi Ketua FKHM Jatim ini berharap tingkat hunian hotel yang sempat ‘terjun bebas’ bisa kembali pulih.
Selain itu, dia juga mengusulkan pihak hotel untuk melengkapi fasilitas dalam kamar berupa masker. “Selama ini di kamar kan ada sandal. Dalam kondisi sekarang rasanya perlu untuk melengkapinya dengan masker dengan logo hotel sehingga ketika dibawa pulang pun nama hotel tetap akan jadi kenangan tamu,” imbuh Kristiawan yang kini jadi Penasehat FKHM Jatim.

Senada dengan Kristiawan, Odex Damanik, Hotel Manager Hotel Pop Stasiun Kota juga menandaskan perlunya hotelier mencermati apa yang ‘dibutuhkan’ tamu dan bukan semata apa yang ‘diinginkan’ tamu.
“Kalau ‘need’ (kebutuhan) itu tidak akan bisa gantikan dengan apa pun. Tentu berbeda dengan ‘want’. Keinginan itu bisa digantikan. Itu yang kini sedang saya pelajari pada tamu-tamu di hotel kami,” katanya.
Odex mencontohkan kemungkinan membawa masuk peralatan karaoke yang selama ini ada di hall ke dalam kamar tamu sehingga tamu bisa berkaraoke ria tanpa harus meninggalkan kamar.
Meski begitu Odex mengakui memenuhi kebutuhan tamu tidaklah mudah. “Perlu dukungan keutuhan dan kekompakan tim,” ujarnya. dit