‘Beauty & Fashion Show 2020’, Pentas Fashion Show Virtual ke-3 di Dunia Itu Hadirkan Karya 3 Desaner Surabaya

0
1373
Menggunakan teknologi green screen, tiga desainer Surabaya hadirkan karya gres mereka di pentas Virtual Beauty & Fashion Show 2020.

iniSURABAYA.com – Tiga desainer papan atas Surabaya, Geraldus Sugeng, Lia Afif, dan Mega Ma gabung dalam agenda Virtual Beauty & Fashion Show 2020.

Kegiatan yang digagas Viva Cosmetics itu tayang di sebuah stasiun televisi, Sabtu (20/6/2020). “Ini The Real Fashion Show yang pertama di Indonesia, dan sekaligus yang ketiga di dunia setelah di Rusia dan Tiongkok,” tegas Yusuf Wiharto, Direktur Distribusi Viva Cosmetics Wilayah Indonesia Timur.

Untuk melengkapi pentas virtual bertema Alliance tersebut, hadir pula Bima Chang sebagai make-up director.  

“Fashion dan kosmetik itu selalu berdampingan, tak bisa dipisahkan,” tegas Yusuf sang penggagas Virtual Beauty & Fashion Show 2020.

Dan untuk mewujudkan konsep virtual secara total, kegiatan di industry kreatif tersebut mengusung teknologi green screen. “Idenya muncul tiga minggu lalu, dan kami siapkan dalam lima hari,” ungkap Yusuf.

Meski di layar terlihat 15 orang model yang melenggang di runaway, tetapi faktanya hanya tiga model yang terlibat langsung membawakan 12 rancangan Geraldus Sugeng, Lia Afif, dan Mega Ma.

Dalam sesi persiapan, siang itu, model Hanna Matta berjalan di panggung kosong dengan latar belakang kain hijau. Tetapi di layar monitor model tampak melangkah di sebuah runaway megah.

“Meski ikut terdampak pandemic Covid-19, industri kreatif ini tak bisa berdiam diri. Maka kami bekerjasana agar semua yang terlibat dalam kegiatan fashion ini kembali hidup,” cetusnya.

Desainer Geraldus Sugeng yang busananya dikenakan Hanna Matta menyatakan bahwa tema Alliance yang diusung dalam pentas tersebut merupakan wujud kolaborasi berbagai bidang di industry kreatif, khususnya fashion.

Geraldus lalu memaparkan karyanya yang diberi judul Florens yang terpinspirasi oleh situasi pandemi. “Filosofinya adalah bunga dandelion yang saat mekar melepaskan diri dan menyebar, kemudian berkembang lagi,” katanya.  

Dia menambahkan,”Saya fokus pada kehidupan para milenial. Mereka nggak bakal stuck di satu tempat. Jadi, terus berkembang,” imbuhnya.

Dari kehidupan yang terus berkembang itu, lanjut Geraldus, tentu harus dibuat karya-karya dan terobosan baru. ”Salah satunya lewat event virtual ini. Jadi, event ini pun nggak hanya menjadi cara baru kami untuk branding, tapi juga memberikan ilmu baru untuk tetap berkarya, bagaimanapun situasinya,” pungkasnya. dit

Comments are closed.