
iniSURABAYA.com – Menjelang peluncuran Google Cloud Platform (GCP) di region Indonesia pada 24 Juni 2020, Google merilis profil masyarakat Indonesia yang telah berpartisipasi di pelatihan pembelajaran daring, JuaraGCP, yang diharapkan bisa meningkatkan karir dan ambisi mereka.
Salah satu diantaranya adalah Jati Putra. Dosen yang fokus bidang ilmu sistem informasi di STMIK IBBI kota Medan ini merupakan salah satu dari banyak individu yang menekuni bidang IT sebagai passion-nya.
Jati, 36, juga menjadi staf IT di perusahaan distribusi sepeda motor, Honda. “Saya ingin terus memperluas wawasan mengenai segala hal yang berkaitan dengan dunia ilmu computer,” tegasnya dalam rilis yang dikirimkan ke redaksi iniSurabaya.com.

Dari banyaknya ilmu komputer, Jati merasa cloud computing (komputasi awan) akan banyak dimanfaatkan di era teknologi ini karena kemampuan baiknya dalam menyimpan data. Untuk itu, Jati memilih Google Cloud Platform (GCP) mengingat mayoritas teknologi nantinya berbasis cloud dan Google menyediakan pelatihan gratis untuk mendalami GCP.
“Sebelum mengikuti pelatihan dari Google, saya masih belum paham betul bagaimana proses mengaplikasikan cloud. Beruntung, teman saya mengenalkan program Google Cloud Study Jams yang tengah diadakan di kota Medan pada Maret 2019 lalu, sehingga saya dapat merasakan pengalaman cloud pertama saya,” ungkap pria kelahiran Tebing Tinggi, Sumatera Utara ini.
Google Cloud Study Jams merupakan sebuah kelompok belajar yang dikelola komunitas untuk para developer. Ketekunan Jati dalam mempelajari ilmu GCP, membuatnya terpilih menjadi salah satu pengajar dasar-dasar cloud bagi komunitas mahasiswa di Sumatera Utara.
Jati kembali terjun dalam pelatihan cloud yang diadakan Google melalui JuaraGCP, program yang dirancang untuk mengajak developers di Indonesia menyelesaikan pelatihan tentang cloud computing di Qwiklabs. Pelatihan ini diadakan secara online demi mempersiapkan peserta dalam melanjutkan perjalanan pembelajaran untuk meraih sertifikasi GCP.
Kesempatan mengakses Qwiklabs secara gratis tidak di sia-siakan Jati. Ia mengambil banyak badges dan pelatihan dan berhasil menyelesaikan dua quest yaitu Cloud Engineering with Google Cloud dan Developing Applications with Google Cloud Platform.
Jati mengimplementasikan informasi yang didapat dengan membuat suatu server yang dapat menampilkan website untuk melaksanakan praktikum perkuliahannya.
Belajar Bahasa Baru
Selama belajar cloud, kesulitan yang Jati alami adalah kendala bahasa dari istilah teknologi yang terasa asing membuatnya bisa salah dalam melakukan instruksi selama pembelajaran. Untungnya, kini Jati memiliki rekan-rekan sesama peserta JuaraGCP dapat membantunya mengatasi kendala tersebut.
Meskipun pelatihan JuaraGCP telah usai, ambisi para peserta untuk saling berbagi wawasan cloud terus membara dengan adanya grup di aplikasi pesan singkat.
“Profesionalisme saya untuk tetap bisa berkarya dalam bidang IT mengantar saya untuk mendalami GCP. Seiring berjalannya waktu, saya senang ilmu baru ini bisa membawa banyak manfaat bagi orang lain,” ungkap alumnus Universitas Bina Nusantara Jakarta ini.
Selain mengoptimalkan sistem informasi di perusahaan tempat dia bekerja, Jati mengaku dirinya juga dapat berbagi ilmu kepada murid-muridnya di kampus.
“Lebih dari itu, saya berkesempatan mengajar kelompok komunitas mahasiswa Sumatera Utara,” tegasnya. wid